Friday, November 6, 2009

Menolak Bidadari

Gals, Gw dapat cerita ini di milis KM, gw bagi yah untuk pencerahan buat kita2 semoga bermanfaat!

Sungguh,saya tak pernah benar-benar tahu, apa kesan suami yang paling dalam tentang saya. Saya pernah berpikir mungkin saya bukan perempuan yang terlalu istimewa baginya karena sepanjang hidupnya suami saya banyakbertemu perempuan hebat: cantik, pintar, keturunan baik-baik dan tentujuga sholihat. Jadi berapa nilai saya sebenarnya di matanya?

Namun menyadari bahwa ia toh memilih saya, tentu ada sesuatu padasaya. Dulu, ketika baru menikah ia pernah bilang bahwa kelebihan saya dibandingkan banyak perempuan lain yang ia temui, yang sangat menonjol adalah karakter saya yang kuat. Waktu itu saya hanya mengernyitkankening sembari tersenyum. Karakter? Kuat?


Suami saya orang yang sangat baik hati. "Tapi maaf ya sayang, aku tidak romantis," ucapnya yang rata-rata saya dengar setahun sekali .

Ya,ia misalnya, tak pernah mengajak saya pergi berlibur berdua di suatutempat terpencil nan indah, atau membawakan seikat atau setangkai sajabunga. Ia juga tak pernah menciptakan puisi walau sebaris untuk saya.Candle light dinner? Pernah, dua kali dalam 12 tahun . Tapibagaimana pun, saya tahu ia selalu mencintai saya. Ia selalu siap untuksaya... meski ia jarang menyatakan secara lisan....

Namun begitulah perempuan, bukan? Selalu ingin tahu setiap saat.Hari ini sebesar apa cintanya padaku? bagaimana kesannya padaku? Apakahlebih baik dari kemarin? Bertambah? Berkurang?

Saat-saat kami berdua, saya sering mencoba menangkap sesuatu di matanya: diri saya.Sedalam apa saya menghunjam di mata, juga batinnya? Sejauh mana saya mampu mengesankannya? Seluas apa cintanya...?

Begitu juga, beberapa hari lalu, saat kami pulang bersama.Waktu- waktu seperti itu kami pakai untuk berdiskusi soal anak-anak,pekerjaan , keluarga besar..., dan yang lainnya, seraya mata saya teruslekat menatap matanya. Lagi-lagi: selalu mencari saya...
Ah, hari-hari kami memang berlalu begitu cepat. Tiba-tiba pernikahankami sudah menjelang tahun ke 13. Limpahan kebahagian menyergap, meski kadang ada saja sandungan yang harus kami hadapi, yang kami harap dapatlebih mematangkan cinta kami....

"Sebenarnya, apa sih kesan terdalam Mas terhadap aku?" tiba-tiba sajakata-kata tersebut meluncur dari mulut saya, malam itu. Saya sempat terkejut sendiri.

Mas tersenyum. Saya terdiam. Salah tingkah. Sekitar kami hening. Hanya deru mesin mobil.

"Maaf ya, Mas..., gini hari nanyanya kayak orang pacaran...," kata saya lagi. Mas masih tersenyum. Saya makin salah tingkah.

"Kemarinketika sholat di masjid, ustadz yang berceramah menyampaikan tentang bidadari- bidadari yang akan diberikan Allah, yang akan menjadi istri para lelaki beriman di surga nanti....

"Iya...terus? " tanya saya. Saya ingat hadits itu...berapa bidadari? Puluhan?

"Bunda tahu, aku berharap aku tak mendapatkan para bidadari itu. Aku hanya ingin bersama bunda, menjadi suamimu di dunia dan di surga nanti...."

Hening lagi. Beberapa mobil melintas, Sorot lampu bergantian menyergap kami. Lalu lidah saya kelu. Sebentar lagi airmata saya akan tumpah. Saya tahan sebisa saya.

"Itulahkesanku untuk bunda...," ujarnya pelan. Ia tumpukan tangan kirinya diatas tangan kanan saya. Membelai tangan saya lembut.

Saya tersenyum dalam diam. Kalau tak di dalam mobil, mungkin sudahsaya peluk ia erat-erat. Ah, ia tak perlu tahu, airmata saya jatuhjuga... .Itu kata-kata paling romantis yang pernah saya dengar di duniaini!

Malam ganjil di bulan Ramadhan yang berkah.Sebait doa saya kirim ke petala langit. Semoga kami berdua dananak-anak selalu bersama. Selalu bersama di dunia dan di akhirat.Selalu bersama....ya, lebih lama dari selamanya... amiiin

Penulis :  Helvy Tiana Rosa

1 comment: