Friday, November 6, 2009

Bank Capek Antri

Jumat, 23 Oktober 2009, lokasi Bank Capek Antri @JakUt

Setelah menunda beberapa lama, hari itu dipaksakan waktu untuk membuka rekening di Bank Capek Antri. Kenapa memilih dia? Karena fasilitas yang dia punya lebih banyak aja dan banyak pula pemakainya. Jam 2 lewat tiba di depan CSO; setelah mengambil nomor antri yang kali ini tanpa ditunggui Satpamnya, seorang perempuan yang berpakain rapi bertanya :

"Ada keperluan apa, pak?"
"Mau buka rekening, mba."
"Sebetulnya sudah tutup, tapi ga pa pa bapak yang terakhir. Tunggu sebentar ya."
Lalu si mba kelihatan sedang bicara dengan salah satu CSO, dan karena masih ada satu nasabah lagi  maka dia menyuruh kami untuk mengisi formulir terlebih dulu. Baiklah!


Tak lama kemudian, si mba menghampir lagi dan bilang kalau CSO nya sudah kosong.
"Selamat sore :) "
"Sore pak - bu, silahkan duduk."
"Ma kasi mba."
"Mau buka rekening ya?"
"Iya, ini formulirnya, sebagian sudah diisi."
"KTP nya mana?"
"Ini mba, belum sempat di copy."
"Gpp. hmm.... ini KTP daerah?"
"Iya, ini surat keterangan kerja. Waktu itu pernah tanya di CSO cabang lain, katanya cukup melampirkan ini, tolong dibantu ya mba."
"sebentar ya pak." CSO pergi meninggalkan kami.
Tak berapa lama, CSO muncul dan bilang :
"Maaf, pak, tidak bisa buka rekening di sini. Kecuali Bapak bisa melampirkan copy SIM, STNK, atau setidaknya surat keterangan domisili dari RT/RW."
"Yahhh mba, waktu itu katanya cukup dengan surat keterangan kerja. Klo SIM dan STNK punya siy ga pa pa deh, masalahnya engga punya. Gimana dong?"
"Ya udah, buatkan dulu surat keterangan domisili dari RT/RW."
Tanduk mulai berdiri niy. Hmm ...
"emang masalahnya apa mba, kan tempat kerjanya resmi dan bisa dihubungi kok."
"Masalahnya seringkali memberikan alamat fiktif."
"Ya udah, mba cek aja bila perlu survey, wlo pun rada aneh ya, baru ini mo buka rekening aja sampai segitunya. Apalagi ini cuma bawa uang 1jt mba, engga sampai sekoper, masak dipersulit?"
[padahal siy mo bilang apa karena ga bawa duit sekoper maka dipersulit????]
"Bukan begitu mba, tapi ini memang sudah peraturan dari BI. Kami juga engga tau kok cabang lain bilang cukup dengan surat keterangan kerja."
"Ga bisa gitu dong, mana managernya? Saya mau bicara."
Muncul seorang perempuan pakai blazer hitam,dan ada name tag nya bertuliskan TH******.
"Selamat sore, pak - bu" dia tersenyum manis tapi terbaca pahit oleh kami.
"Sore, bu, maaf, ini mau minta dibantu, mau buka rekening, tapi KTP nya daerah."
"Iya, ini sudah aturan dari BI bu, bukan kami yang membuat, sehingga kalau memang mau punya rekening ya harus ada data pendukung selain KTP."
"Masalahnya di mana ya bu? Kan uang yang disetor pun tidak berlebihan, cuma 1jt, dan kalau memang dipergunakan untuk hal-hal yang tidak diinginkan, bukankah pihak Bank selalu punya hak prerogatif untuk memblokir rekening?"
"Itu sudah aturannya bu."
Capek berdebat, kami memilih mengalah. Form pendaftaran pun dirobek dengan kasar dan bergegas meninggalkan lokasi. Yang perempuan nggerundel panjang lebar, yang pria diam dalam gemas. Karena penasaran sama informasi dari cabang lain masih di JakUt juga, diputuskan mencoba ke sana hari Senin nanti.

Senin, 26 Okt 2009, lokasi @JakUt


Lewat jam 12 siang kami mendatangi Bank Capek Antri yang di mal itu. Bertemu dengan CSO yang memberikan informasi kalau mau buka rekening cukup mencantumkan surat keterangan kerja. Dipersilahkan duduk, dilayani dengan sangat baik. Bahkan sampai dibantu mengisikan formulir segala. Tidak perlu berlama-lama, buku rekeningn pun sudah di tangan. Kami terpana! Kok bisa ya?  Padahal ini setorannya cuma 500rb sesuai aturan yang mereka buat.

Gee....!!! Ini yang beda apanya yah? Benarkah masing-masing cabang berbeda kebijakan? Masak iya di KCU (Kantor Cabang Utama) menolak tapi KCP (Kantor Cabang Pembantu) berani menerima? Atau karena KCU hanya menerima nasabah yang bawa uangnya pakai koper, sementara kalau KCP menerima sekelas cleaning service sekalipun? Maaf jika jadi sedikit rasialis :D Apakah sesama kulit sawo mateng jadi boleh sombong? Sementara yang di KCP itu CSO nya bermata sipit tapi kok sedemikian menawannya melayani nasabah yang sawo mateng bin kucel? Masalahnya di mana ya? Mungkinkah masalahnya ada di cara melayani? Atau hasrat melayani? Sehingga CSO yang di KCP melayani dengan HATI, sedangkan yang di KCU melayani dengan ..........? Apa dong?
Ya sudahlah, memang masih begini adanya yang bisa dinikmati rakyat kecil, terima saja, semoga ada perbaikan di masa depan.

1 comment:

  1. Sekarang ini kalo bawa duit segempok walau statusnya tidak jelas bisa masuk ya mungkin karena itu, lebih mengutamanakan jumlah nominalnya bukan halalnya hahahaha. miris gan

    ReplyDelete