Friday, November 6, 2009

Apakah Jodoh di tangan Allah?

Sahabat,

Ada email masuk berisikan informasi ini, patut kiranya saya bagikan bersama untuk menjadi pengetahuan kita bersama, terlebih sudah ada seorang teman yang memulai topik yang kurang lebih mengenai JODOH juga di statusnya hehehehe *peace mama nangin* ...

Semoga bermanfaat ya!

PS: Buat seorang sahabat yang sudah mengirimkan informasi ini JAZAKALLAH, ditunggu terus informasinya yah :)

Pertanyaan:

Assalaamu'alaikum Wr Wb.
Ustadz, saya ingin menanyakan hal yang membingungkan saya saat ini, mungkin karena pengetahuan agama saya yang belum banyak, jadi mohon dimaafkan jika pertanyaan saya terdengar nyeleneh atau aneh. Apakah benar jodoh itu di tangan Tuhan, apakah memang Tuhan menciptakan manusia dalam keadaan berpasang-pasangan.sebenarnya saya yakin dan tidak mengingkari kebenaran bahwa hidup, jodoh, rezeki dan mati itu sudah ada suratannya. Namun untuk pertanyaan diatas berhubungan dengan kenyataan yang saya lihat dan alami di kehidupan sekitar.


Jika memang manusia itu diciptakan dalam keadaan berpasangan, mengapa banyak orang yang sudah cukup umurnya belum juga menikah dan menemukan pasangannya harus sampai kapankah menunggu dan berusaha untuk menemukan pasangannya? padahal dari segi fisik, material maupun mental sudah memenuhi syarat untuk menikah, jika memang jodoh sudah digariskan oleh Tuhan, bukankah seharusnya jika Tuhan sudah melihat bahwa seseorang itu sudah memenuhi semua syarat untuk menikah, sebaiknya segera dipertemukan dengan jodohnya. Namun ada yang hingga berusia 35 tahun lebih belum juga menikah dan belum juga mempunyai calon (ini banyak temen kantor).


Ada juga wanita yang berusia lanjut, beliau juga tidak menikah, dan kelihatan sekali bahwa sebenarnya hidupnya menderita, kesepian dan beliau menjadi berperangai yang kurang menyenangkan bagi lingkungan di dekatnya. Apakah sebenarnya rahasia Tuhan untuk orang-orang tersebut? Apakah walaupun dikatakan bahwa manusia diciptakan berpasang-pasangan, tetapi apakah memang ada manusia yang ditakdirkan untuk tidak menikah dan dipertemukan dengan pasangannya?


Saya berpikir mengapa ada manusia yang disulitkan jalan untuk menemukan jodohnya, mengapa? bukankan Tuhan lebih senang jika manusia hidup berpasangan dan membina keluarga yang sakinah dibandingkan terus melajang seumur hidupnya? Ada teman yg menjawab bahwa sebenarnya manusia-manusia itu sudah diberikan pilihan di depan matanya tapi diabaikan, saya berpikir kalo memang jodoh bukankah seharusnya jalannya dimudahkan diantara 2 orang yang berjodoh, jadi kenapa ada yg belum diberi kesempatan untuk bertemu dengan jodohnya? bukankah agak bertentangan dengan keinginan Tuhan yang sebenarnya lebih senang manusia berpasangan bukan?


Mohon jawabannya ya pak ustadz, terima kasih dan mohon maaf sebelumnya. Wassalaamu'alaikum Wr Wb.
Fulan


Jawaban:

Assalaamu'alaikum Wr Wb,

Keterangan yang anda dapatkan sudah benar namun di sana-sini masih belum lengkap.

1. Islam memandang kehidupan manusia ini bukan hanya untuk satu dunia saja. Ada dunia fana, ada dunia abadi (akhirat). Kalaulah benar ada kaidah atau nas yang mengatakan bahawa setiap manusia sudah diciptakan berpasangan, maka pastilah maksudnya hal itu tidak dibatasi hanya sebatas di dunia saja. Jadi mungkin saja ada manusia yang jodohnya baru ketemu di akhirat. Bahkan menurut salah satu riwayat, dari sekian istri Nabi Muhammad SAW di dunia ini, hanya satu yang menjadi jodoh beliau di akhirat. Lantas yang lain bagaimana? Ada nas lain yang menyebutkan bahwa wanita-wanita Surga akan mempunyai berpuluh-puluh jodoh di Surga (setiap orangnya). Dan di sana nanti tak akan ada orang yang iri karena semua akan mendapatkan yang paling ia inginkan.

2. Syarat bahwa seorang manusia yang belum berjodoh di dunia ini akan mendapatkan jodoh yang prima di akhirat adalah bahwa (1) ia manusia yang baik iman dan taqwanya selama di dunia sehingga bisa masuk Surga (2) ia sabar atas ujian Allah di dunia yang telah menetapkannya sebagai lajang di dunia.

3. Dengan meyakini Akhirat sebagai satu paket dengan kehidupan dunia, maka kita juga akan memahami mengapa ada manusia-manusia yang yang baik tetapi di dunia ini berjodoh dengan manusia-manusia yang brengsek, dan ternyata akhirnya sebagian diantara mereka bercerai. Tentang fenomena ini kita yakini bahwa Allah sedang mengujinya dengan orang yang buruk, apakah ia bersabar? Jika Allah berkenan, maka kelak (masih di dunia) Allah akan menggantikan pasangan hidupnya dengan yang baik. Atau karena kesabarannya di dunia maka kelak Allah akan memberikan ganjaran padanya dengan berlipat ganda. Contoh yang disebutkan Allah dalam Al Qur'an adalah kisah wanita utama yang bernama Asiah istri Fir'aun (manusia terzalim dan terkafir yang pernah ada). Doanya di dunia ini diabadikan oleh Allah dalam QS 66 ayat 11. Asiah tahu bahwa kesabarannya atas ujian Allah menjadikannya istri orang kafir dan zalim akan mendapat ganjaran di Surga dan karena itu ia minta perlindungan Allah agar tidak kena makar Fir'aun dan agar ia diberi rumah di Surga (sebagai ganti kemuakannya atas istana megah fir'aun d dunia). Hikmah menagapa Allah menguji Asiah menjadi istri orang jahat adalah berhubungan dengan kisah Nabi Musa AS yang lahir dari keluarga miskin yang jika tetap dibesarkan sebagai anak keluarga miskin bukan saja tak bisa mendapatkan pendidikan yang baik yang dibutuhkannya untuk kelak memimpin ummat, namun juga tak akan punya kesempatan hidup. Adalah Asiah (yang disayangi Fir'aun) yang membujuk Fir'aun untuk mengangkat bayi dalam keranjang yang ditemukan di sungai Nil sebagai anak angkat mereka. Padahal Fir'aun telah memerintahkan membunuh semua bayi bani Israil yang lahir tahun itu karena sudah dapat bocoran berita (lewat tafsir mimpi) bahwa kekuatannya akan dihancurkan oleh seorang pria bani Israil yang lahir di tahun itu.

Malah Allah mengirim Nabi Musa langsung ke istananya dan di sana sudah menanti Rencana Allah dengan pemainnya adalah Asiah Binti Muzahim (Asiah ini juga bani israil yang dijadikan selir Fir'aun karena kecantikannya, selama di istana Fir'aun ia tetap beriman dan ialah yang mendidik Nabi Musa AS bersama budak Maisarah dan ibunda Nabi Musa sebagai ibu susu bayaran). Kisah ini bisa anda jadikan sebagai pelajaran bahwa Allah lebih tahu hikmah-hikmah peristiwa, yang karena kesabarannya menjalankan takdir Allah di dunia menjadi istri orang jahat, Asiah malah mendapatkan karunia diangkat Allah sebagai wanita terbaik sepanjang zaman.

Kisah yang sebaliknya anda temukan justru di ayat sebelumnya, yaitu tentang jodoh 2 orang Nabi Allah di dunia yang kedua wanita itu adalah wanita terjahat sepanjang zaman (istri Luth dan istri Nuh).

4. Mungkian ada benarnya bagi sebagian kisah manusia yaitu bahwa ada manusia-manusia yang sepanjang perjalanan hidupnya sudah diberikan pilihan yang baik di depan mata yang kemudian karena kekotoran hatinya tak ia ambil kesempatan itu sehingga lewatlah kesempatan emas.

Wallahua'lam, mungkin saja, namun tetap saja jika seorang manusia bersabar atas apapun ujian Allah di dunia ini, maka ganjarannya akan ia dapatkan dari Allah.

5. Yang namanya sukses sebagai manusia sebenarnya tak tergantung dari apakah ia punya jodoh di dunia atau tidak, namun Islam mempunyai paradigma sukses yang tak bisa diselaraskan dengan paradigma sukses dari ideologi manapun. Sukses adalah "Barang siapa yang dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka mereka itulah orang-orang yang menang." Jika ada orang yang punya jodoh orang baik, namun ia sendiri tidak menjadi orang baik, maka contohnya adalah istri Nuh dan istri Luth
yang keduanya malah jadi wanita terburuk sepanjang zaman! Sebaliknya jodoh yang paling buruk dan paling zalim bagi seorang Asiah malah ia menjadi salah satu wanita terbaik sepanjang zaman.

Wanita terbaik satu lagi adalah Maryam binti Imran yang menjadi wanita terbaik karena menjaga kesucian dirinya dan kemudian diberi karunia anak yang shaleh yaitu Nabi Isa AS.

Mudah-mudahan penjelasan panjang lebar kami dapat anda fahami maksudnya dan kami berharap anda dapat membangun gambaran yang tepat tentang paradigma jodoh dalam Islam. Wallahua'lam bishshowwaab

Wassalaamu'alaikum Wr Wb


HM Ihsan Tanjung dan Siti Aisyah Nurmi
Eramuslim Publikasi: 16/08/2002 10:13 WIB

No comments:

Post a Comment