Friday, December 25, 2009

Noraknya aku ...

Hitungan hari kita akan meninggalkan 2009. Dan belakangan ini rasanya kok aku semakin tak pandai mengatur waktu sehingga tak mampu menghasilkan satu tulisanpun. Sedih rasanya membiarkan blog tak terurus. Tapi begitulah hidup, kita selalu ditempatkan pada pilihan-pilihan yang selalu tak mudah untuk melakukan pilihan yang paling tepat untuk dilaksanakan.


Ketika ada satu isu yang begitu menggelitik untuk ditulis, tapi karena waktu yang sempit terpaksa ditunda. Setelah ditunda, eh kok udah ilang mood. Selalu saja begitu. Padahal, walaupun tulisan di blog ini seringnya berisi curhatan belaka, tapi pastinya satu hari nanti akan menjadi kenangan yang manis untuk diingat kembali.

Baiklah, selagi mood masih ada, walau tenaga tinggal sisa-sisa, kupaksa diriku untuk menulis. Di hari Natal ini, seorang sahabat merayakannya dan jauh-jauh hari sudah mewanti-wanti agar datang ke rumahnya. Undangan yang tak pantas untuk diabaikan, sehingga walau lokasinya jauh untuk dijangkau, maka bersama swami dan seorang sahabat, kami tetap datang ke sana. Maka hari ini jadi hari ternorak buatku :D

Setelah sekian lama tidak pernah menjadi pengguna angkutan umum, hari ini aku harus menggunakan jasa bis kota untuk sampai di Tangerang. Temanku bilang harus naik Primajasa atau AJA dan nanti turun di Tol Bitung. Sudah memang aslinya bukan penyabar, sehingga ketika bis yang dinanti-nanti tak muncul, bawa'annya mo nyetop taxi aja. Padahal, udah sengaja bawa uang pas-pasan biar engga pengen macam-macam.

Ketika ada bis lewat tujuan Merak, segera kami stop dan naik. Baru juga duduk PW, tiba-tiba pandanganku tertuju ke tulisan yang terpampang di atas duduk pak supir. Angka yang lumayan besar dan jelas Rp 17.000,-. Tak sanggup menahan kekagetan, dengan suara tertahan spontan aku berkata : MAHAL BENERRRR???? Temanku tertawa, sambil bilang NORAK LU .... :(

Kepada swami aku berbisik:

"a, kok mahal banget yah? Hiks ... "

"Ywd, mo gimana lagi!"

Urusan ongkos ini menjadi perbincangan lagi ketika kami sudah tiba di rumah sahabat itu. Rupanya, menurut dia, kami membayar terlalu banyak. Ongkos segitu untuk tujuan Merak, jadi kalau turunnya di Bitung atau sebelum Merak ya bayarnya cukup Rp 10.000,- saja. Nah lo? Emang bisa begitu? Hla, si abang kondektur aja engga nanya-nanya mau turun di mana, lalu kita juga bayar sesuai tulisan yang tertera. Hmm ....

Ya sudahlah, ini pengalaman berharga, jadi lain kali, biar engga kaget bin norak, sebaiknya tanya-tanya dulu deh tarifnya. Hehehe ... ternyata cerita tentang h ari ini belum usai sampai di sini. Karena apa? Karena pada saat pulang, kami disarankan untuk naik bis yang memang khusus jalurnya dari Citra ke beberapa titik di Jakarta. Bagi yang mau ke Tg.Priok maka disarankan naik yang ke Mangga Dua. Namun, kami telat 1/2 jam sehingga bis yang tersedia tinggal jurusan Slipi saja, dan nanti turun di pintu tol Kebon Jeruk, baru nyambung lagi dengan bis lain ke Tg.Priok. Terpaksalah kami naik bis ini dengan membayar Rp 11.000,- saja.

Di dalam bis aku udah bilang ke swami, agar dia tidak tidur. Sementara aku terlelap dengan pulasnya dan ketika mendusin, sambil mengumpulkan nyawa aku mencoba mengamati keadaan di luar bis. Hmm ... kok ini tolnya sudah seperti yang di daerah Jakarta yah?! Apa udah kelewatan Kebon Jeruknya? Berhubung nyawa belum ngumpul, aku masih belum bereaksi apapun. Tetapi ketika ku baca tulisan RS. HARAPAN KITA, spontan ku teriak ... waduh, kita udah kelewatan dan membangunkan teman dan swami.

Xixixixi .... asli itu ketawa pait banget dah. Untungnya supirnya baek hati, jadi dikasi tau turun di mana agar mudah mendapatkan bis ke Tg.Priok. Jadilah kami diturunkan di Polda, dan alhamdulillah, baru juga nurunin itu tangga jembatan penyeberangan, bis tujuan Tg.Priok datang. Berlarian penuh suka cita, walau sudah penat sangat, bersemangat sekali naik ke dalam bis yang lengang. Duduk di bagian belakang yang kosong, dan memastikan kali ini tidak tidur lagi. Karena biasanya mereka lewat tol dan cepat sekali tiba di Priok. Daripada nanti kebawa ke terminal yang malah bikin tambah jauh, mending juga menahan kantuk sebentar kan?

Ya ya ... akhirnya kami berhasil menahan kantuk sampai bis keluar tol di Plumpang, dan dengan menyambung angkot kecil, tibalah kami di 'rumah'. Niatnya siy sampai di rumah mau tidur, kenyataannya??

Kenyataannya, sampai di rumah cuma naro barang (hasil palakan di rumah teman tadi), kami memutuskan pergi lagi untuk nonton film SANG PEMIMPI. Iri rasanya dari kemarin cuma bisa baca review dari teman-teman saja. Walau baru nonton tadi, aku tidak punya kesan sendiri terhadap film ini, sehingga tak banyak yang bisa ditulis. Jauuuuhhh banget feel-nya dibandingkan dengan LaSKAR PELANGI. Entahlah, apakah aku yang udah terlalu capek, atau memang filmnya yang rada menjemukan???

Jam sudah menunjukkan 1.34am, saatnya memejamkan mata, semoga besok bisa lebih konsisten dalam menulis. Selamat bubu semuaaa....

Friday, December 18, 2009

Dia 'gay', so what?!

Setelah melewati minggu-minggu yang melelahkan, akhirnya tadi malam, PC-PC baru itu siap dioperasikan. Bismillah ... berkatilah usaha keras kami ini ya Allah, dan Engkau maha tahu peruntukan dari semua kerja keras ini, amin! Begitulah do'a yang terus ku lafazkan ketika swami mengangguk ringan saat ku minta ijin agar boleh memulainya malam tadi. Sebenarnya sedari siang aku sudah membujuknya agar memberikan ijin, tapi swami bersikeras mau beres semua dulu baru boleh terima client. Baiklah ...

Dan menjelang Magrib kemarin, ketika aku baru kembali dari luar, baru juga menjejakkan kaki di lobi, swami sudah melambai memanggil agar mendekati dia yang duduk di meja server. Segera ku hampiri dan aku sempat Ge-eR, karena ku pikir dia mau mencium kening seperti biasa kalau lagi senang :P eh tak dinyana swami malah mo nunjukin profil billing yang baru. Profil billing yang NAKAL :D karena nge-bolehin sang operator mengintip semua kegiatan client. Jelas banget deh.

Rupanya client pertama di PC yang baru itu adalah seorang gay, yang sedang mencari 'pasangan'. Aku pun jadi penasaran seperti apa siy sosok seorang gay di daerah kami ini. Ganteng 'kah? Gemulai 'kah? Atau gimana? Berbisik ku tanya swami.

"A, ganteng ya orangnya?"

Swami menjebi sambil tersenyum.

"terus kayak apa dong orangnya? cerita atuh ... "

Pantengin aja di sini, ntar juga orangnya bayar, teteh liat aja, begitu katanya.
Baiklah, dengan ketidak sabaran ku menunggu dalam penasaran yang mendera :D Iya, penasaran seperti apa siy sosok seorang gay. Selama ini aku 'kan cuma tau dari berita belaka.


Alert berbunyi, pertanda client sudah selesai dengan aktivitasnya. Keluarlah sosok seorang pria berpostur sedang kalau tidak boleh dibilang mungil, berambut ikal, dan ku tatap wajahnya yang polos. Tersenyum manis, ku sapa dia.

"Sudah, mas?"

"Sudah, mba, berapa?"

Transaksi selesai dan dia pamit.

"Hati2 ya mas, kembali lagi besok ya..."

Aku tercenung. Ini toh sosok 'gay' itu, so what?! Campur aduk rasanya. Inilah perubahan jaman. Aku tidak berani bilang ini perubahan yang EDAN, tapi jelas-jelas ini sebuah perubahan. Dan sebagai sesama insan Illahi, dituntut tepo seliro yang tinggi menghadapi kenyataan ini. Perubahan yang membawa  perbedaan, tapi bukan perbedaan yang perlu untuk dicemooh karena kita yang berbeda dari dia pun belum tentu lebih baik dalam keseharian dan dalam pola pikir.

Aku masih tergugu dengan pikiran penuh tanya, salah satunya, besok apa lagi?

Wednesday, December 16, 2009

Flashdisc yang nakal

Saya sedang melakukan 'hunting job' amanat swami di KBS, tiba-tiba seorang anak laki2 berseragam abu-abu mengetuk pintu; kirain mau pake inet, ternyata dia mo nge-print. Entahlah, belakangan semangat berbaginya sedang tinggi, jadi tanpa menghitung berapa lembar yang mau di-print, saya bersemangat untuk membantunya. Padahal petugas masih pulas, dan padahal kalau mau nolongin ya terpaksa ke lantai dua yang dalam keseharian belum tentu satu kali mau naik ke atas.


Friday, December 11, 2009

Seberapa pedulikah kita?

Senang sekali mempunyai kebiasaan bangun pagi, jadi semakin kaya rasanya karena punya banyak waktu untuk memulai aktifitas tanpa dikejar-kejar rutinitas lainnya. Dan pagi ini saya jadi berkesempatan untuk mampir ke blognya mas Vavai kemudian menemukan tulisannya tentang 'minimalis' yang kemudian saya terjemahkan sebagai penghematan dalam banyak lini kehidupan.

Seringkali memang kita tidak menyadari bahwa perubahan itu harus kita mulai dari diri sendiri. PLN memang salah karena tidak menjaga jumlah pasokan listrik pada pelanggannya, tapi apakah kita sebagai pengguna listrik tidak punya andil dalam menghabiskan pasokan listrik untuk hal-hal yang mubazir? Apalagi tak jarang saya mendengar ada kalimat seperti ini: "yaelah, yang penting kan gw bayar setiap watt yang gw pake!" Saya tidak akan menggurui orang lain, tapi ingin koreksi ke dalam. Apakah saya sudah menghemat listrik di rumah?

Saya harus mengakui dengan jujur bahwa saya BELUM berhasil mendisiplinkan diri untuk menghemat listrik. Terutama listrik yang digunakan oleh laptop + PC di rumah. Masalahnya cuma karena malas menghidupkan kembali :( Jadi tak jarang, laptop + PC hidup secara bersamaan padahal pemiliknya tidur pulas. Bahkan, karena sambungan koneksi utamanya ada pada PC, padahal yang paling sering digunakan adalah laptop, maka sangat sering PC dalam keadaan ON tapi mubazir tidak digunakan. Memalukan, bukan???

Namun, di sisi lain, saya merasa sudah mulai bisa berhemat karena kalau malam sebelum tidur, saya ingat untuk mematikan dispenser. Senang sekali bisa mengurangi 'suara-suara' ketika mematikan dispenser. Perhatikan deh, semua elektronik itu mempunyai suara sendiri lho. Keadaan di rumah jauh lebih ketika kita mematikan sebagian elektronik.

Perihal lain yang sampai saat ini masih mengganggu saya dan belum saya temukan solusi tepatnya adalah penggunaan plastik untuk menampung sampah basah maupun kering. Jika sampah tidak diwadahi di plastik, kasihan sama yang 'ngangkut', jorok dan 'blepetan'. Bahkan, saking kasihannya sama  mas-mas yang tugasnya setiap 2hari sekali mengangkut sampah dari bak setiap rumah di komplek ini, saya pernah memarahi seorang pemulung yang kedapatan sedang 'ngoprek2' sampah yang sudah dibungkus plastik nan rapi. Pemulung memang tidak akan menemukan apapun di kantong plastik sampah saya, karena saya selalu memilah-milah sampah kertas (kotak dari kertas rupanya sasaran pemulung juga) dan botol plastik bekas minuman. Walau sesudahnya saya jadi 'takut' akan diisengi oleh pemulung tersebut, karena saya seringkali membiarkan barang-barang tergeletak di halaman belakang, termasuk mesin cuci :D

Kira-kira, apalagi yang bisa kita hemat dalam keseharian ya?

Thursday, December 10, 2009

KBS oh KBS


Tinunit tinunit tinuniiiiiiiitttttt............
Aku yang lagi leyeh-leyeh di ruang tamu, buru-buru beranjak ke kamar sebelah.

"Halo?"

"Ini Bu Linda bilang jadi mo pake tempat, dia mo ada acara besok siang. Untuk 30orang. Gimana ini?"

"Nah??? Kok bisa dadakan? Bilang aja ga bisa, karena kondisinya juga lagi berantakan di situ."

"Tapi dia udah telanjur nyebarin undangan klo acaranya diadain di Kedai."

"Iya, tapi mo gimana lagi, klo saja dia ga dadakan, pastinya kan ga begini. Lagian itu bangku mo ditaro di mana? Belum lagi nanti komputer datang, mo taro di mana?"

"Ya udah, lu ngomong sendiri deh sama orangnya."

"Halo ... "

"Eh pa kabar bu, gimana kok bikin acara dadakan siy?"

"Iya niy, sebenernya siy engga dadakan, tapi sudah disiapin sejak 2minggu lalu, cuma emang blum ngabarin. Ku pikir di sini ga ada perubahan tempat."

"Jiahhh ibu ini, klo pun setting-an kedai tidak diubah, gimana klo sampai saya juga terima acara dari orang lain? Tetep ibu ga bisa bikin di sini juga 'kan?"

"Tolongin deh ... kadung disebar niy undangannya ...."

"Duh, jangan bikin saya ngerasa ga enak dong bu, pengen banget bisa nolongin, tapi keadaannya yang tidak memungkinkan. Mohon maaf banget yaaa... mendingan sekarang ibu cepat2 cari lokasi baru, terus tinggalkan alamatnya sama orang saya di Kedai, jadi klo ada yang datang ke Kedai, nanti dibantu diarahkan ke lokasi baru. Gimana?!"

"Bener2 ga bisa ditolongin yaaa.....?"

"Yaaahhhh .... masak engga mau klo bisa, masalahnya ini engga memungkin bu. Klo barang2 yg mau diungsikan itu bisa disempil2in siy gpp deh, lha itu ... bangku2 panjang, terus komputer + monitor pada mo taro di mana coba. Udah deh, mending ibu ga usah buang waktu, karena gimana juga engga bakal bisa di Kedai kami."

"Ya udahlah klo gitu." Lemes suaranya.

Jadi ceritanya, seorang kenalan, beberapa waktu yang lalu ketemu lagi tanpa sengaja di tempat cucian mobil. Rupanya dia sedang mempromosikan MLM yang jualan bahan kimia untuk mengirit bensin. Aku sudah lupa apa nama produk itu. Pada kesempatan itu aku undang dia untuk mampir ke Kedai, bahkan kalau dia mau ngadain acara kumpul2 boleh di Kedai, tinggal bilang aja mau dihidangin apa. Menunya pun bebas dengan harga sahabat. Dia bilang nanti akan menghubungi kalau jadi.

Setting-an Kedai yang 2lantai memang berkonsep internet cafe, lantai atas untuk warnet sementara lantai bawah untuk tempat kongkow2. Disediakan juga buku-buku yang boleh dibaca tanpa dipungut bayaran. Maksudnya siy mau kasi sarana untuk meningkatkan minat baca masyarakat sekitar. Tapi setelah 9bulan berjalan, kok sepi ya yang memanfaatkan sarana ini. Sampai aku memutuskan untuk menjadikan tempat ini sepenuhnya menjadi warnet. Tentu saja tetap ada snack corner untuk pelanggan yang datang.

Kalau sudah begini, jadi serba salah. Dan emang ga maksud mau mencari siapa yang salah, yang terpenting solusinya yang segera perlu dicari. Sembilan KBS dalam penantian eh giliran mau berubah konsep malah mau dipake untuk acara hehehe ... Untunglah, teman tadi memberi kabar kalau acaranya akhirnya diadakan di Rumah Makan Padang tak jauh dari lokasi KBS. Syukur deh, jadi aku juga engga perlu ngerasa ga enak begini. Semoga sukses pertemuannya  besok ya bu!

Saturday, December 5, 2009

Selamat Jalan, Pangeranku

Ku mengenalmu empat tahun yang lalu, tepatnya di bulan Agustus 2005 dan ku jatuh hati pada pandangan pertama. Kali pertama ku bersitatap denganmu tlah meyakinkanku 'tuk memilihmu menjadi pendamping hidupku. Dan sejak itu, kau selalu setia menemaniku, mendengarkan curhatku yang terkadang diseling sedu sedan tangisku, kapan saja tak kenal waktu. Kau tidak pernah mengecewakanku sampai hari ini. Sungguh, aku harus mengakui bahwa tak pernah ku sangka bahwa kesetiaanmu begitu mengesankan, membuatku tak pernah berpikir jika sampai terpisahkan denganmu.

Thursday, December 3, 2009

Tragedi Seragam

Waktu menunjukkan pukul 2 lewat ketika ku terjaga dari tidurku. Teringat emang ada niatan bangun jam segitu, buat bantuin swami 'jaga lilin'. Guess what? Ternyata swami masih anteng di ruang kerja. Hmm ... kok gerah banget ya? Mandi dulu ah biar seger .... Oopss ... kok kayaknya ada rasa-rasa panggilan alam neh, ya udah mari kita tuntaskan dulu. Biasanya aktivitas itu dilakukan sambil membiarkan pikiran mendata pekerjaan yang mesti masuk dalam antrian 'to do list'. Eh? Apa itu yang di ember cucian kotor? Bukannya itu seragam keponakan tersayang? Hari apa ini? Kamis? Panik pun mendera!!!


Pilihan Komunitas

Artikel ini menjadi penting bagi pemilik blog karena punya keterkaitan dengan salah satu komunitas dari beberapa komunitas yang disebutkan oleh penulis. Ketika membaca artikel ini, jadi teringat kepada komunitas terakhir yang saya ikuti, Komunitas Blogger Bekasi. Kenapa? Entahlah, tiba-tiba saja teringat :)

Kamis, 12 November 2009
Oleh : Joko Sugiarsono
 
"Menjadi komunitas pilihan memang bukan soal mudah. Namun, juga bukan sebuah utopia. Bagaimana caranya? Mari kita lucuti rahasia sukses beberapa komunitas yang mampu mewujudkannya."

Pengurus Bike to Work (B2W) boleh saja enggan menyebutkan komunitasnya sebagai komunitas penggemar bersepeda paling menonjol. Akan tetapi, jelas sudah tanpa klaim mereka pun, B2W memang komunitas istimewa. Simak saja apresiasi berbagai kalangan kepada komunitas yang didirikan Toto Sugito, Taufik Hidayat dan Tekad Adiyono ini. Pada 2006, B2W memperoleh penghargaan Clean Air Award dari lembaga bergengsi Swiss Contact karena peran kepeloporannya di bidang perbaikan lingkungan (udara). Lalu, pada 2007 komunitas ini dipercaya sebagai penyelenggara kegiatan pendahuluan Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) di Denpasar dengan kegiatan bersepeda Jakarta-Bali, yang rombongannya dilepas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dari segi nama, popularitas komunitas yang dideklarasikan pada 27 Agustus 2005 ini tak usah dipertanyakan. Jumlah anggotanya pun berkembang pesat, dari hanya 2.500 orang pada 2006, menjadi 5 ribu orang pada 2007, dan 10 ribu orang pada 2008. “Tahun (2009) ini diperkirakan anggotanya mencapai 22 ribu orang,” kata Rivo Pamudji, Ketua I B2W. Jaringan (cabang)-nya pun sudah tersebar di 36 wilayah setingkat kabupaten/kotamadya di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu efeknya,”Sejak kampanye pertama B2W (pada 4 Agustus 2004), kami sudah mendapat berbagai tawaran kerja sama dari banyak perusahaan,” kata Taufik Hidayat.

Di Indonesia, komunitas istimewa seperti ini bukan hanya B2W. Contoh lainnya adalah id-BlackBerry, komunitas pengguna dan penggemar BlackBerry di Tanah Air. Pada 2005 delapan pemilik Blackberry awal merintis milis (mailing list) BlackBerry pertama di Indonesia (id-blackberry@ yahoogroups. com). Agus Winarto, salah satu moderator id-BlackBerry, mengakui saat ini memang cukup banyak komunitas BlackBerry berbasis milis di Indonesia, tetapi komunitas yang dikelolanya diklaimnya paling besar. “Yang membuat besar komunitas ini karena id-BlackBerry merupakan milis pertama di Indonesia,” katanya. Ya, kepeloporan memang bisa membuat sebuah komunitas jadi pilihan. Bahkan, Arie S. Antara, salah seorang pendiri dan moderator id-BlackBerry, berani mengklaim milis BlackBerry-nya ini merupakan yang terbesar di dunia. “Lebih dari 5 ribu anggota telah bergabung di milis ini, sedangkan milis di AS saja cuma punya 3 ribu anggota. Saya tahu karena saya juga moderator milis BlackBerry di sana,” kata Arie dengan nada bangga. Yang juga istimewa, traffic di milis ini dalam sehari mencapai 1.000-1.500 posting. Namun, keterangan ini bisa diterima karena pertumbuhan pengguna BlackBerry di Indonesia tergolong tertinggi di dunia, dengan data terakhir, seperti disebut Agus, mencapai 800%.

Yang menarik, sebuah fans club juga bisa jadi komunitas istimewa. Contohnya Chelsea Indonesia Supporters Club (CISC), klub para penggemar Chelsea FC. Komunitas penggemar klub sepak bola yang didirikan oleh Mogamas Farkhan, Agung Santoso, Retni Setyawati dan Ary Muladi pada 7 Oktober 2003 ini sudah terdaftar resmi di London. Anggota aktifnya kini mencapai 1.400 orang, sedangkan forum dan milis di website-nya menampung lebih dari 4.500 peserta. Komunitas ini boleh berbangga karena sudah dua kali diundang ESPN dalam pertemuan antar-fans club sepak bola se-Asia Tenggara. Dalam hal prestasi, di sekretariatnya telah berjejer berbagai piala, termasuk Piala Bergilir dari Menpora (Kejuaraan Futsal Antar-Fans Club).

Tiga komunitas di atas bisa dijadikan contoh di antara komunitas-komunitas yang pantas dinilai sebagai komunitas pilihan (communities of choice). Mereka punya ciri-ciri, antara lain, namanya beken (populer), anggotanya banyak dan terus berkembang, menonjol di antara komunitas sejenis, dicintai dan diloyali anggotanya, diapresiasi banyak kalangan, serta diminati kalangan produsen ataupun pemilik merek produk yang ingin mendongkrak nama dan citranya. Tentu saja, ada beberapa komunitas lain di luar ketiga komunitas tadi yang sudah bisa dimasukkan dalam kelompok komunitas pilihan ini.

Lantas, bagaimana mereka bisa mengembangkan komunitas masing-masing sebagai community of choice? Kita bisa belajar dari para pelaku di lapangan seperti mereka. Pertama, sebuah komunitas bisa menjadi komunitas pilihan karena menawarkan sebuah visi-misi yang idealis. Ini, misalnya, bisa dilihat dari kehadiran B2W. Ketika dideklarasikan pada 27 Agustus 2005, visi yang dipancangkan adalah ikut menciptakan lingkungan hidup yang sehat dengan kegiatan bersepeda. Di antara misi besarnya adalah membudayakan kegiatan bersepeda untuk beraktivitas (istilah “to work” tak hanya diartikan “bekerja”, tetapi “beraktivitas” ) dan mendorong terwujudnya jalur khusus sepeda di kota-kota di seluruh Indonesia. “Idealisme untuk mengampanyekan lingkungan sehat melalui bersepeda itulah yang membuat B2W bisa menjadi besar seperti sekarang,” kata Taufik meyakini.

Rasanya tak berlebihan. Ketika dideklarasikan, sudah cukup banyak komunitas bersepeda di Tanah Air. Ingat saja, para pendiri B2W sendiri sebelumnya adalah para pegiat aktivitas bersepeda lewat Komunitas Mountain Bike-Jalur Pipa Gas di seputar Bintaro dan BSD.

Akan tetapi, visi-misi besar tak ada gunanya bila para anggota komunitas tak memperoleh manfaat. Untuk menjadi komunitas pilihan, sebuah komunitas harus mampu memberikan manfaat bagi anggotanya. Contohnya, dengan ikut B2W, anggota bisa memperoleh pengalaman menarik dalam bersepeda, misalnya lewat acara Fun Bike dan touring. Selain itu, juga bisa memperoleh pengetahuan soal safety riding dan perawatan sepeda, serta asuransi dalam aktivitas bersepeda.

Di komunitas id-BlackBerry, banyak anggota yang bergabung lantaran mengejar manfaatnya. Maklumlah, sebagai produk teknologi, pengguna baru tentu ingin belajar bagaimana memanfatkan handset BlackBerry berikut layanannya. Pengguna lama pun tentu ingin memperkaya pengalamannya ber-BlackBerry, misalnya dengan berbagi pengalaman atau aplikasi. “Di sini memang tempat orang yang ingin tahu dan sharing tentang BlackBerry,” kata Agus Winarto. Reisa Kartikasari, dokter di RS Polri Kramatjati yang baru jadi anggota id-BlackBerry tiga bulan lalu, misalnya, mengaku memperoleh manfaat dengan mengikuti komunitas ini. “Selain menambah pengetahuan dan sharing pengalaman dari orang yang lebih tahu BlackBerry, saya juga bisa menambah wawasan lain dan teman lewat forum chatting,” kata sang dokter semringah.

Semakin banyak dan beragam aktivitas yang digulirkan komunitas, secara umum anggota tentu makin senang, dan di sisi lain juga bisa menarik anggota baru. B2W selain menyelenggarakan ajang bersepeda bersama, seperti sudah disinggung, juga mengadakan acara workshop (safety riding, perawatan sepeda, dan sebagainya), bahkan terlibat sebagai pelaku penting dalam kampanye internasional.

Jakarta Mio Club (JMC) juga termasuk komunitas yang rajin menggeber aneka kegiatan. Setiap tahun sedikitnya ada tiga kali touring dengan motor skutik Yamaha Mio mengelilingi kota untuk pelantikan anggota. Kegiatan rutin lainnya adalah kontes modifikasi dan rolling thunder dengan menampilkan aksi-aksi atraktif anggota JMC. “Kegiatan-kegiatan itu yang membuat anggota saling kenal dan dekat,” kata Fathur Rahman, Ketua Umum JMC. Bukan hanya soliditas komunitas yang diperoleh, tetapi juga penambahan anggota baru. Tak mengherankan, meski relatif baru, JMC kini punya 500 anggota. Dalam waktu dekat bahkan akan buka chapter (cabang) di Depok dan Bekasi.

Rupanya, komunitas-komunitas beken ini bukan hanya punya aneka kegiatan berorientasi internal (untuk anggota), tetapi juga kegiatan untuk lingkungan dan masyarakat. JMC, misalnya, dua kali setahun menggelar acara touring bakti sosial (baksos) dan donor darah. “Tapi, karena sekarang lagi musim bencana, acara baksos kami jadi lebih sering,” kata Fathur. B2W juga punya program donor darah, penggalangan dana korban bencana, dan bakti sosial di panti-panti asuhan selama bulan puasa. Bahkan, acara seperti ini sudah digarap di cabang-cabangnya. Dan, komunitas id-BlackBerry yang sebenarnya lebih berbasis milis pun seperti tak mau kalah. “Kami juga pernah membuat kegiatan untuk menyumbang korban gempa di Tasik,” kata Dian Adiwaskitarini, moderator milis id-BlackBerry lainnya.

Guna lebih mengenalkan nama dan citranya, juga untuk memperbesar gaung aktivitasnya, beberapa di antara komunitas pilihan ini juga menyadari pentingnya promosi dan komunikasi pemasaran. Aktivitas B2W, sebagai contoh, banyak diliput media. Bahkan, ketika melakukan kampanye pertama pada 4 Agustus 2004 sebelum komunitas ini dideklarasikan, perintisnya sudah memikirkan lokasi dan caranya agar diliput media. Memang, acara kampanye yang dilakukan di halaman Gedung Bank Danamon (kini Gedung Sampoerna Strategic) itu yang tadinya ditargetkan hanya didatangi 50 penggemar bersepeda ternyata diikuti 120 penggemar. Dalam beberapa hari media juga masih meliput peristiwa itu. “Telepon saya tidak berhenti sejak itu, karena banyak orang menanyakan B2W,” Taufik mengenang. “Media memberikan kontribusi sangat besar dalam membesarkan nama B2W,” kata Taufik lagi mengakui.

CISC juga tergolong rajin berpromosi, terutama lewat media-media khusus olah raga, Internet, serta secara word of mouth. Promosi lewat media massa ini, menurut Agung Santoso, salah satu pendirinya yang kini duduk sebagai penasihat, tanpa biaya. “Biasanya mereka sediakan space khusus, gratis untuk menyalurkan aspirasi. Kami promosi di sana,” katanya.

Mereka bisa menjadi komunitas pilihan ternyata juga karena kemampuan mereka bergaul dan bekerja sama dengan lembaga ataupun komunitas lainnya. “Sangat penting adanya kolaborasi antarkomunitas,” kata Arie dari id-BlackBerry. Komunitasnya, misalnya, bekerja sama dengan komunitas Gadtorade (Gadget to Trade) yang memang berisi para penggemar gadget, untuk menyelenggarakan acara mengupas problematika BlackBerry dan solusinya. Arie mengungkapkan pihaknya juga akan menjalin kerja sama dengan komunitas penggemar touring seperti dari Harley-Davidson atau komunitas bersepeda, dengan sasaran mereka -- yang mungkin juga pengguna Blackberry -- bisa memanfaatkan fasilitas GPS-nya.

Dalam konteks aktivitas intercommunity ini, Prasetiya Mulya menyebutkan bahwa pola interaksi yang bersifat “tasking” alias “pembagian tugas” dinilai sebagai pola kemitraan yang ideal. Dalam hal ini, meskipun ada perbedaan nilai (diferensiasi) yang tinggi, ada kesamaan nilai (kecenderungan) yang tinggi pula untuk bekerja sama. Dalam pola ini, komunitas pengajak selanjutnya membuat kemitraan pula dengan komunitas lainnya.

Yang juga menarik diamati, komunitas pilihan ini umumnya juga punya pengaruh (positif) terhadap bisnis. Tidak hanya komunitas yang diinisiasi produsen, tetapi juga yang didirikan atas inisiatif konsumen. Sudah jamak bila produsen atau pemilik merek tertentu akan mengamati komunitas yang mengusung mereknya. Itulah mengapa RIM segera memberikan dukungan sebaik mungkin ketika mengetahui betapa potensial dan pesatnya perkembangan komunitas id-BlackBerry. Indosat sebagai salah satu reseller dan penyedia layanan BlackBerry di Tanah Air pun tak menyia-nyiakan berkembangnya komunitas penggunanya. “Mereka bisa berfungsi sebagai penampung saran,” kata Hesti D. Priamsari, Kepala Divisi Loyalitas & Retensi Integrated Marketing Indosat. Pengaruh lainnya,”Turn rate (tingkat perpindahan pelanggan) anggota komunitas itu jauh lebih kecil, cuma 2%, padahal rata-rata industri telco sampai 12%. ARPU (average revenue per user) mereka juga lebih tinggi dari pelanggan lainnya,” kata Hesti lagi.

Begitu pula, melihat berkembangnya komunitas Avanza-Xenia Indonesia Club (AXIC), yang juga dibentuk atas inisiatif konsumen, PT Toyota Astra Motor (TAM) tak segan memberikan dukungan untuk berbagai kegiatannya, bahkan dalam bentuk materiil (misalnya, dana). Maklumlah, AXIC kini telah tumbuh menjadi komunitas pengguna produk TAM yang paling besar dari segi jumlah anggota -- walaupun umurnya relatif masih muda. “Dukungan TAM kepada komunitas itu lantaran adanya imbas positif dari komunitas untuk merek kami,” ujar Achmad Rizal, Manajer Komunikasi Pemasaran TAM.

Produsen atau pemilik merek yang sigap bahkan bisa memanfaatkan komunitas independen yang tidak mengusung merek tertentu. Contoh paling gampang melihat apa yang dilakukan Polygon. Ronny Liyanto, GM Polygon, mengaku selama ini telah menjalin kerja sama dengan puluhan komunitas bersepeda, antara lain B2W, Komunitas Sepeda Ontel, Komunitas Sepeda Gunung dan Komunitas Sepeda Lipat. “Intinya, kami mau bekerja sama dengan komunitas-komunitas yang punya kesamaan visi dengan kami, yakni memasyarakatkan gaya hidup bersepeda,” katanya.

Di antara komunitas bersepeda, B2W yang kelihatan paling mampu melakukan kerja sama mutualistis dengan produsen sepeda seperti Polygon. Contohnya, komunitas ini telah mengajukan desain pembuatan sepeda dengan harga terjangkau. Tahun lalu tipe sepeda buatan B2W bisa terjual hingga 2 ribu unit. “Belum pernah ada satu tipe sepeda yang terjual habis sebanyak 2 ribu unit dalam setahun,” kata Ronny. Yang terbaru, desain sepeda lipat B2W untuk produksi pertama sebanyak 400 unit pada Agustus lalu ludes tak sampai sebulan. “B2W tentu mendapatkan royalti dari setiap penjualan sepeda tersebut. Pemasukan ini akan digunakan untuk mendukung kegiatan komunitas ini,” kata Rivo terus terang.

Seperti terungkap dalam penuturan di atas, komunitas-komunitas beken itu -- lewat kepeloporan, visi, strategi ataupun kreativitas dalam aktivitas mereka -- mampu menunjukkan keunggulan dan keistimewaan mereka, sehingga bisa menjadi komunitas pilihan. Kita sudah mengetahui, cukup banyak komunitas bersepeda, tetapi B2W bisa tampil terdepan. Begitu pula, cukup banyak komunitas pengguna BlackBerry, tetapi komunitas id-BlackBerry yang berbasis milis bisa memiliki anggota terbanyak, bahkan diklaim sedunia. Juga, cukup banyak komunitas yang mengusung merek-merek produk TAM di Tanah Air, tetapi AXIC-lah yang bisa menonjol.

Jalan lain untuk menjadi komunitas pilihan adalah siap update alias bersikap adaptif terhadap perkembangan dan hal-hal baru. Komunitas yang terkait dengan gadget biasanya memang harus mampu memiliki sikap dan kemampuan ini bila ingin diminati orang. Maklumlah, perkembangan teknologi demikian pesat. Komunitas id-BlackBerry termasuk yang mampu mengakomodasi kebutuhan anggota terhadap perkembangan terbaru seperti itu. “Mereka (para pengguna) rupanya sangat peka dengan hal-hal baru,” kata Agus Winarto. Ia bahkan menyebutkan ada “kegilaan” sebagian anggota ketika ada versi ataupun aplikasi BlackBerry terbaru. “Ketika belum resmi hadir di Indonesia, teman-teman di komunitas ini sudah bisa mencobanya,” katanya lagi bangga.

Namun, betulkah adaptif terhadap hal-hal baru hanya milik komunitas gadget? Tidak juga rupanya. Contohnya, B2W terlihat tak ketinggalan isu terbaru, misalnya kini mengembangkan kegiatan yang terkait dengan tren Go Green. Contoh lainnya, mengakomodasi tren sepeda lipat.

Nah, beragam kegiatan, apalagi bila ingin berjalan rutin bahkan ada yang sampai beraroma bisnis, jangan digarap secara serampangan dan asal-asalan tanpa rencana. Kenyataannya, meski komunitas ini pada dasarnya berupa paguyuban, beberapa komunitas yang sudah mapan memang punya organisasi yang cukup rapi dan efektif. Ini antara lain bisa dilihat dari adanya pengurus berikut strukturnya, aturan main (peraturan, misalnya AD-ART), program yang sistematis, dan kehadiran cabang-cabang pendukungnya di berbagai daerah. Proses regenerasi kepengurusan, misalnya, sudah terjadi di B2W. “Peran pendiri itu memang fakta sejarah. Tapi, saya berterima kasih kepada para pengurus yang telah meneruskan kampanye B2W,” kata Taufik Hidayat. Kini, komunitas yang telah beranggotakan 22 ribu orang ini punya cabang di 36 wilayah. Masing-masing punya otonomi sendiri untuk mengembangkan kreativitas mereka. “Hubungan dengan B2W Indonesia bersifat koordinatif saja,” kata Afan Mendrova, Ketua II B2W. “Saat ini kami malah sedang merumuskan mekanisme musyawarah nasional atau jambore B2W Indonesia agar bisa merumuskan berbagai macam agenda nasional B2W,” tambah Afan.

Ya, banyak jalan menuju Roma. Banyak jalan pula untuk menjadi komunitas pilihan.


Reportase: Ahmad Yasir Saputra, Moh. Husni Mubarak, Herning Banirestu, Sigit A. Nugroho, Siti Ruslina


BOKS
------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- -----
10 Jalan Menjadi Komunitas Pilihan

(1)Punya visi-misi ideal
(2)Punya organisasi dan mekanisme kerja yang efektif
(3) Mampu menggulirkan aneka kegiatan bermanfaat
(4) Bisa mengomunikasikan serta mempromosikan peran dan kegiatannya
(5) Bisa memberi manfaat untuk anggotanya
(6) Punya kepedulian pada lingkungan dan masalah sosial
(7) Mampu menunjukkan kepeloporan ataupun keunggulan di bidangnya
(8) Mampu menjalin kerja sama dengan lembaga dan komunitas lainnya
(9) Bisa memberikan dampak positif pada dunia bisnis
(10)Bisa beradaptasi dengan perkembangan dan hal-hal baru


Poin terpenting dari artikel ini menurutku adalah  tentang sepuluh poin di atas, kiranya dapat menjadi pengingat bagi setiap komunitas yang sudah berdiri maupun yang akan berdiri. Tanpa itu, rasanya sulit bagi sebuah komunitas untuk bisa bertahan lama. Tidak percaya? Coba saja :)


Tuesday, December 1, 2009

Kecewa

Sebetulnya aku sudah menulis tentang Bekasi Peduli AIDS sudah seminggu sebelum di-published kemarin. Emang kenapa ga langsung di-published??? Gara-gara engga ngerti SEO, jadi maunya nunggu swami untuk ngutak-atik biar di-SEO-in. Dan 2 hari yang lalu, berhasil 'memaksa' swami untuk men-SEO-in tulisanku. Namun, ternyata tidak juga seperti harapan, karena aku sama sekali engga ngarep buat menang kok. Cuma pengen liat tulisanku nangkring aja di google, yang mana sampai detik ini pun tak ku lihat juga jejaknya di sana.

Monday, November 30, 2009

Bekasi Peduli AIDS


Sebagai seorang pendatang baru di dunia blogger, bangga rasanya 'bersentuhan' langsung dengan para blogger senior, khususnya yang sama-sama berdomisili di Bekasi. Pertama kali aku mengetahui tentang adanya KONTES SEO AIDS ini dari milis pengurus Komunitas Blogger Bekasi a.k.a Be-Blog. Ide diadakannya KONTES SEO AIDS dicetuskan oleh Mba Ajeng, dan patut rasanya memberi acungan jempol atas kepeduliannya mba Ajeng terhadap saudara/i kita yang kesehariannya terpinggirkan karena penyakit ini.

Tuesday, November 24, 2009

Egidia Amelia Putri

Egidia Amelia Putri, biasa kami panggil Egi, adalah anak bungsu dari dua bersaudara yang usianya akan genap 4thn tgl. 1Januari 2010 nanti. Minggu lalu  ibunya diopname di rumah sakit karena tipus, sehingga dia dititipkan di rumah kami. Kamis siang kami jemput dia di Tg.Priok. Aku sempat kuatir kalau dia akan rewel karena selama ini sulit sekali dipisahkan dari mba pengasuhnya, Silfi. Apalagi waktu ketemu masih lemes-lemes karena baru bangun tidur. Alhamdulillah, tidak ada kerewelan sama sekali ketika kami akan berangkat dan meninggalkan abang Reza serta Silfi. Abang tetap di Priok karena harus sekolah.



Baru saja keluar dari rumahnya, di bawah kolong tol ada penjual sapi qurban dan jumlah sapinya sangat banyak. Egi senang sekali melihat sapi-sapi itu, dan kami mampir sejenak. Ini foto Egi bersama para sapi, sayangnya Egi terlalu takut untuk lebih mendekat :D



Monday, November 23, 2009

TEH Indonesia ga laku?



Beberapa waktu yang lalu, mampir ke salah satu gerai fast food makanan Itali di salah satu mal di Gading. Entah emang bener pecinta TEH, tapi di sini pun swami memesan secangkir TEH. Kalau aku siy, sudah pasti tidak pernah mau pesan TEH, paling juga jus atau lebih hemat lagi kalau bawa air mineral sendiri.

Ketika pesanan diantar, tiba-tiba rasa nasionalisme-ku terusik. Ku baca dengan seksama bungkus teh itu, dan ternyata itu buatan negeri tetangga yang tukang recok itu. Mungkin kita selama ini tidak pernah peduli, karena terlalu sibuk dengan makanan utama lainnya, seperti yang kualami selama ini. Atau mungkin hari itu aku sedang kesambet roh para pahlawan negeri, sehingga merasa perlu menulis soal ini.

Sunday, November 22, 2009

2012

Promosi film ini patut dikasih acungan jempol!!! Kalau punya sepuluh jempol, ya udah kasih aja semua. Bukan karena gratis, tetapi karena emang bagus kok. Patut banget untuk ditiru. Promosi yang jitu memang mampu membuat sebuah produk menjadi laris manis, bahkan tak sedikit orang yang bersedia untuk antri untuk mendapatkannya.


Kekuatan film 2012 yang mengangkat isu KIAMAT mengalahkan film Indonesia yang berjudul KIAMAT SUDAH DEKAT; padahal jelas-jelas penduduk di Indonesia termasuk penduduk yang religius, tapi kenapa justru film 2012 yang lebih diminati untuk ditonton? Pernyataan ini tidak bermaksud mengatakan bahwa film KIAMAT SUDAH DEKAT itu film tidak laku lho, tapi sebaliknya kok. Sepertinya setiap isu yang berkaitan dengan KIAMAT pasti laku, atau lebih ekstrim lagi, segala sesuatu yang berkaitan dengan isu SARA mudah sekali menjualnya, padahal setelah ditonton ya belum tentu juga ada kaitan yang kuat di antara keduanya.

Sunday, November 15, 2009

Hari-hariku bersama Dinda

Dua minggu terakhir ini, aku ketitipan ponakan yang berusia 10thn. Dan dalam dua minggu ini pula, kami menulari dia untuk menjadi BLOGGER, maka jadilah Diary Dinda sebagai blog perdana baginya. Hari itu juga dia berkenalan dengan facebook, dan mulai asyik dengan semua permainan yang ada di sana.



Sabtu tgl.7 dia nonton ASTRO BOY bersama Kila-nya. Aku memilih keliling mencarikannya baju baru, karena tgl.8 mau ngajak Dinda ke  temanku. Ini dia baju barunya :D Ngubek2 nyari yang diskon, untung dapet wlo agak ngepas, cuma Dinda sudah telanjur suka, ya udah dibeli juga.

THE MASTER JUNIOR 2

Sore ini, cuaca mendung, membuatku malas untuk bepergian. Rasanya lebih nyaman bergelung di sofa sambil menonton tivi atau membaca buku. Ketika sedang memilih channel tv mana yang hendak ditonton, sekilas melihat tayangan RCTI, THE MASTER JUNIOR 2. Apa niy? Ga pernah nonton, jadi mo liat dulu apa niy isinya. Aktivitas ini pun tidak sepenuhnya karena disambi ngobrol dengan swami, sampai perbincangan kami terhenti gara-gara di tv sedang menayangkan 'adegan' pengumuman kandidat the master yang tereliminasi.

Di layar kaca terlihat ada 5 kandidat, 3 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Aku sempat berkomentar, ini perlombaan apa siy, kok anak laki-lakinya udah besar-besar gitu, sementara anak perempuannya mungil2 sangat? Begitu  melihat ada Deddy Cobuzier di jajaran juri, baru ngeuh kalau ini seperti pertandingan THE MASTER-nya orang dewasa. Selain Deddy, ada Ruhut Sitompul dan Alya Rohali yang menemaninya menjadi juri sore itu.

Saturday, November 14, 2009

Di balik layar & di acara Blogshop Perdana Be-Blog

Rencana diadakannya Blogshop perdana BE-BLOG sudah sering terdengar disela-sela rapat peresmian BE-BLOG. Blogshop ini adalah pelatihan tentang menulis di blog, hampir 1/2 jam mencari-cari apa siy tema blogshop kemarin, tapi ga nemu. Nanya ama temen yang pas sama2 on line, jawabnya sama aja ga tau. Ya sudahlah, kita skip aja, daripada semakin keliatan kalau aku ini tidak memberi perhatian lebih terhadap acara ini.

Oiya, perlu dicatat juga, kalau pada hajatan kali ini, aku kembali menggawangi bagian konsumsi. Dipaketin sama swami, katanya. Tunggu punya tunggu, informasi tentang budget lunch box serta jumlah peserta belum masuk juga ke inbox gmail-ku. Yeah, peserta emang masih terus di-hunting, sehingga belum fix. Sampai kemudian Kamis itu tau-tau sudah ramai aja pembahasan soal lunch box. Menyusul masuk info dari mas Yul tentang budget lunch box yaitu Rp 15rb/pax. Mas Eko mengusulkan pesan ke resto sami kuring. Tapi sambil menunggu informasi dari sana, ku coba mencari tau dari catering kenalanku, dan sebagai perkenalan serta hasil rayuann mautku (lebay) maka disanggupi 100pax lunch box + 100pax snack box. Senang dong dengan budget segitu dapat kue dan makan, rasanya bangga bisa memberikan yang terbaik buat peserta Blogshop yang sudah berinvestasi sebesar Rp 50rb pada pelatihan ini.

Ewuh Pekewuh


Kemarin,

Ketika aku bilang aku ingin menulis dengan jujur, sungguh itu adalah hasrat yang begitu membara, bahkan hampir membuatku terbakar. Sungguh bukan hal yang mudah menulis dengan jujur ketika apa yang akan kita tulis berkaitan dengan orang-orang yang kita kenal, walaupun cuma sekilas.


Kemarin,

Aku masih terus berdialog sendiri, apakah ada ketidaktulusan dariku menjalani ini semua?
Jika karena ketidaktulusanku, maka aku harus berhenti merasa mereka begini dan begitu.
Tapi jika kemudian aku tahu bahwa aku tidak sendirian, berarti memang ada yang salah dan harus diperbaiki.
Lalu, siapa yang harus memulai keterusterangan ini?
Aku? Maaf, aku tidak siap berseteru.
Bahkan, aku kok bisa menebak, mereka pasti dengan mudah akan berkata begini :

"wah, maaf banget, kami tidak bermaksud seperti itu?"

Thursday, November 12, 2009

Emak Ingin Naik Haji

Resensi versiku ini, merupakan tulisan pertamaku di sini.
Butuh celaan niy, agar dapat meningkatkan kemampuan menulis yang baik :D 

Ketika membaca judul film ini, dan melihat posternya, yang pertama terlintas dalam benakku adalah sosok perempuan tua, yang sudah lama malang melintang di jagad perfilman dan dalam kesempatan ini menjadi pemeran utama yang sangat tepat - pas - kalau diibaratkan dengan masakan itu ya MAKNYUUSSSS!!!

Seorang ATIK KANSER sangat tepat memerankan sosok seorang ibu alias emak-emak yang sudah tua karena usia (bukan polesan make up), hidup sederhana dari keahliannya membuat kue. Hidup bertetangga dengan sebuah keluarga kaya, bagaikan bumi dan langit saja kedua keluarga ini layaknya. Emak dan anaknya yang duda beranak satu, Zein, si pelukis, tinggal berdua saja menempati sebuah rumah yang reotnya hampir menyamai peotnya si Emak.

Terus terang aja kok susah

Semangat itu hampir saja padam, masalahnya perbedaan VISI ini sulit untuk dijembatani. Aku tidak mau menyalahkan orang lain, karena ini bukan tentang mereka. Ini sepenuhnya tentang aku. Mungkin aku yang aneh, karena ku lihat hampir semua orang-orang hebat yang tergabung di sana, tapi kok aku merasa tidak bisa menyamakan VISI? Aku berusaha menyelesaikan perdebatan demi perdebatan dengan hati kecilku. Ya, aku berperang sendiri, antara pikiran dan hatiku. Ku berusaha menyelaraskan keduanya, agar ku terus dapat bersama mendampingi pasanganku berada di sana.

Satu lagi hal yang paling ku benci adalah, ketika aku merasa SUNGKAN untuk mengatakan sejujurnya apa yang ada dibenakku, padahal jika kubiarkan TANYA itu tanpa jawaban, maka langkahku seperti timpang, ada ketidaktulusan dalam bertindak. Dan aku sama sekali tak ingin begitu. Lalu, aku harus bagaimana sekarang?

Monday, November 9, 2009

Walimah Sahabatku

Kemarin, seorang sahabatku menikah. Pernikahannya adalah satu momen yang teramat dinantikan oleh semua orang di sekelilingnya. Aku tahu dia sudah menjalani masa pengenalan dengan lelaki ini sejak tiga tahun yang lalu. Waktu itu dia bercerita tentang tetangganya yang meninggal dan membuat empat orang anak menjadi piatu. Aku sempat nyeletuk spontan ketika kami bicara di telpon.

"Wah! Kesempatan niy :D Boleh tuh dipepetin terus hehehe...."

"ah bisa aja lu ... "

"Lho? Emang kenapa? Lu kaga mau sama duda?"

Friday, November 6, 2009

Sesederhana itukah?

Hari ini, ada seorang sahabat muda curhat. Biasa deh, curhatnya pasti ga jauh2 soal CINTA. Dia merasa seleranya ketinggian, karena perempuan2 yang dia sukai biasanya bukan dari kalangan teman sekampus ataupun teman main, melainkan kelas dosen / anak pejabat/ bahkan anak pemilik mal. Entahlah! Kenapa dia merasa seperti itu malah membuatku menjadi bingung. Karena bingung, aku pun tercenung.
Sering banget ku dengar orang mengatakan ini.

"Selera gw ketinggian kali yah?"
"Duh, dia ga selevel ma gw!" atau sebaliknya :D
Emang salah ya klo naksir atau malah ngedapetin seseorang yang bukan dari golongan kita?

8 Nopember 2009

8 Nopember 2009 dipastikan menjadi hari yang tersibuk bagiku. Kok bisa?
Ya bisa dong :) Hari itu sudah ada beberapa agenda ya menanti sampai-sampai beberapa hari menjelang hari itu pun sudah diawali dengan kebingungan.

Walimah Sahabatku

Jauh-jauh hari di bulan Oktober kemarin, seorang sahabat tiba-tiba berkirim kabar via SMS, katanya mau ketemu ada hal penting. Saking sudah lamanya tak bersua, segera ku telpon dia, dan bertanya:
"ada apa?"
"Gw mo ngundang lu, gw mo  nikah tgl.8 Nop. Jangan sampai ga datang yah?!"
"Ouwh ... alhamdulillah! Dengan siapa? Apa laki-laki yang selama ini lu ceritain? Emang udah dapat restu dari anak-anaknya?"
"Iya, alhamdulillah, akhirnya anak-anaknya bisa nerima gw. Makanya lu dateng ya, soalnya sekalian ratiban Bapak yang mo berangkat haji."
"Oya? Ya deh, gw catet di agenda biar ga lupa ...."

Cerita Minggu di awal Nopember

KOPDAR MUSLIMAH

Beberapa hari yang lalu, Mba Ajeng ngajakin untuk ikutan KOPDAR MUSLIMAH di Bekasi Square. Ku pikir ga ada salahnya deh ikutan, itung2 nambah temen baru demi menyesuaikan dengan predikat baru :P Jadi, kemarin, Minggu, di hari pertama bulan Nopember 2009, dari pagi udah siap2 beresin ini itu, terutama menu makan siang untuk swami. Pilihannya tentu yang sederhana saja, sayur manis sawi putih + ikan asin.


Ok, jam 11 lewat sedikit sudah memasuki pelataran parkir Bekasi Square, langsung sms mba Ajeng nanyain apa dia udah di TKP? Senangnya ketika dapat balesan klo mba Ajeng udah standby, tenang karena aku ga bakal seperti anak ayam keilangan induk :P Sengaja belok sebentar ke ATM, soalnya di dompet cuma ada uang seribu rupiah aja gitu loh huhuhu ....  Sebenere siy sekalian mbayar tagihan Matrix aku yang udah telat beberapa hari karena lupa melulu huaaa......

Singkatan kata membunuhku

Kemarin ketika melakukan aktivitas blog-walking, aku membaca satu blog tentang singkatan kata yang kita temukan sehari-hari. Dia  menulis tentang kata LBRN. Ketika menerima ucapan MET LBRN, apakah artinya?

met LIBURAN atau met LEBARAN???
Memang membingungkan, 'kan?
Aku juga mengalaminya pagi ini, ketika seorang teman menulis begini :

"mba, almt blog mu apa? xixi. maab d mba, btw kayanya qta sesama be blog harus sering2 bw d. bkn begitu?" 

Bank Capek Antri

Jumat, 23 Oktober 2009, lokasi Bank Capek Antri @JakUt

Setelah menunda beberapa lama, hari itu dipaksakan waktu untuk membuka rekening di Bank Capek Antri. Kenapa memilih dia? Karena fasilitas yang dia punya lebih banyak aja dan banyak pula pemakainya. Jam 2 lewat tiba di depan CSO; setelah mengambil nomor antri yang kali ini tanpa ditunggui Satpamnya, seorang perempuan yang berpakain rapi bertanya :

"Ada keperluan apa, pak?"
"Mau buka rekening, mba."
"Sebetulnya sudah tutup, tapi ga pa pa bapak yang terakhir. Tunggu sebentar ya."
Lalu si mba kelihatan sedang bicara dengan salah satu CSO, dan karena masih ada satu nasabah lagi  maka dia menyuruh kami untuk mengisi formulir terlebih dulu. Baiklah!

MENGUBAH vs MERUBAH

Entahlah :( Sulit sekali bagiku untuk bertoleransi dengan kesalahan ini. Menganggap ini salah kaprah, dan berharap teman-teman yang baca mau membiasakan menggunakan kata yang tepat :D *mohon koreksi juga jika saya yang salah* Abis telinga ini gatel aja klo denger yang ga pas hehehe

Masih ingat waktu dapat pelajaran bahasa Indonesia dulu tentang imbuhan, awalan dan akhiran. Dan ini berkaitan dengan awalan ME, sepengetahuan saya, yang benar itu adalah MENGubah, bukan MERubah.
Kata dasarnya sendiri adalah UBAH, sehingga jika hendak menjadikannya kata kerja harus ditambahi awal ME di depannya.

Ada yang mo nambahin referensi tentang ini? Pasti aku seneng banget deh :)

Menulislah

Ada yang tercecer dari Pesta Blogger 2009 kemarin.

Ada satu kalimat yang diucapkan Panji yang membekasi di hati, ketika Panji bilang :

"Menulislah terus. Ga usah mikir untuk menulis tentang hal-hal besar. Kita bisa menulis dari hal-hal yang sederhana yang terjadi di sekeliling kita."

Kenapa kalimat ini begitu membekas?

PESTA BLOGGER 2009

Tahun lalu, waktu diajak ikutan Pesta Blogger ama temen, ga minat sama sekali. Padahal waktu itu sempat mampir ke TKP karena seorang teman mau ambil goodie-bag jatahnya. Tapi aku beli kaos PB2008 juga, itu karena temenku Devy ngajakin beli; dan kaos itu pun entah ada di mana sekarang, padahal belom pernah dipakai lho hehehe ....

Tahun ini, jauh-jauh hari swamiqu sudah ngajakin buat ikutan, tapi aku tidak begitu antusias. Biasa aja :D Dan mendekati hari H, akhirnya ku putuskan untuk tidak ikut, karena sayang duitnya 50rb aja gitu lho :P Kalau ikut berdua 'kan 100rb tuh xixixi *pelit mode on*, blom lagi bensinnya, blom lagi kalau jajan hahahaha ....
Tapiiiiiii...... pagi2 dapat tawaran tiket gratis dari Mba Ajeng, hohoho .... ya udah deh ikutan.

PEGADAIAN murah, kata siapa?

Propaganda tentang kemudahan meminjam uang di Pegadaian santer gaungnya. Persyaratan dan murahnya bunga menjadi poin utama untuk menggaet nasabah. Benarkah begitu? Benar atau tidaknya sangat tergantung pada kacamata yang digunakan. Jika dibandingkan dengan meminjam uang di rentenir dengan bunga 5-20% per bulan, memang bunga yang ditetapkan oleh Pegadaian sebesar 2.6% per bulan memang jauh lebih murah. Apalagi memang pangsa pasar yang dibidik adalah kelas menengah ke bawah, sehingga jumlah uang yang dipinjampun kisarannya ratusan ribu atau paling banyak di bawah sepuluh juta.

Launching BE-BLOG, Oct 17, 2009

Writing is one of my interest, but I never have any BLOG yet.
Till one day, my ex-boyfriend registered one for me, yeah ... this blog :D
He also encouraged me to join blogger community, had just established by some senior bloggers in the area where I live, Bekasi.

Later, it calls BE-BLOG and will be launched soon.

To whom it may be interested to join, please note the D-day, don't miss it!

Day/ Date : Sunday, Oct 17th 2009
Time : 11.00 wib - 15.30 wib
Venue : Gloria Jean’s Coffee Terrace, Bekasi Cyber Park (BCP),
Jl. K. H. Noer Ali no. 77, Bekasi Barat, Bekasi

I hope I will get more knowledge, because I am sure that senior bloggers are very welcome to share their experience to all nubie like me.

So, Be there or be sorry :)

Liburan-19 Juli 2009 - selesai

So, apa siy yang ku dapat dalam perjalanan kali ini?

Hmm …

Sungguh ini bukan perjalanan senang2 alias perjalanan buang duit, wlo kenyataannya ya buang duit juga. Niat bepergian kali ini adalah keluar dari kepenatan yang memenuhi pikiran setelah seminggu suntuk memikirkan dan terus memikirkan sebuah perkara yang dirasa begitu pelik yang hampir tak melihat secuil celahpun saking buntunya. Ku bilang ini adalah PERJALANAN MUHIBAH; kasih yang terserak – silaturahim yang terputus entah karena apa juga dah ga inget blas. Sungguh berharap banyak dari perjalanan ini, berharap dapat membuat sebuah keputusan yang terbaik agar tak ada sesal di kemudian hari; keputusan yang kelak akan memberi perubahan besar di dalam hidup.

Liburan - 18 Juli 2009 - Bagian 6

Suara krasak krusuk, ku lirik emak baru bangun. Ku lirik jam dinding dan menunjukkan waktu ½ lima. Hiks, masih pagi dan masih ngantuk. Tapi karena udah mendusin, subuh dulu deh. Abis subuh, emak bilang : tidur lagi aja, masih pagi..

Hihihi lucu deh, nyuruh aku tidur, tapi emak sendiri langsung memulai aktivitasnya.

Tapi dasar anak ga tau diri ya bahagia aja melanjutkan memanjakan mata dan terlelap dalam itungan menit.

Sempat ‘ngilir’ dan kulirik jam dinding yang pamer jam 8an. Hadooh … masih ngantuk tapi semua orang sudah berisik dengan semua aktivitasnya. Ah sabodo, mo tidur lagi! ‘Ngilir’ lagi jam 9, bangun ah, kan hari ini mau shopping time. Sebelum mandi, mampir ke dapur dulu, emak masak apa yah? Hohoho … sayur lodeh dengan jagung yg banyak kata emak :D bikin ikan emas masak kuning juga. Wah! Nikmat niy hehehe…

Liburan - 17 Juli 2009 - Bagian 5

Seperti kemarin, jalan pagi sambil hunting sarapan yang udah pasti itu2 juga hehehe
Tapi surprise karena pisang gorengnya ada. Kata penjualnya, kan si eneng kemarin nanyain, jadi ibu sediain deh. GR mode on! Mana murah2 pula, Cuma tiga ratus perak untuk sepotong pisang goreng yang klo di Jakarta sudah pasti seribu tuh harganya. Jadi ngeborong deh huehue …

Umm … tapi kali ini engga mau sarapan buryam yang sepi itu, niatnya siy mau bikin mie rebus yang super pedesssss…. Dimakan sama bala2 yang gurih ini. Hmmm … yummyyy.. ! cukuplah pagi ini sarapan beberapa potong pisang goreng *wlo ada yg protes apa kenyang katanya? Hehehe*

Liburan - 16 Juli 2009 - Bagian 4

Tidurku yang lelap, bangun subuhnya enak, karena tidak sedingin di Bandung. Kena air pun tidak menggigil. Jalan pagi bersama Satibi nyari sarapan huehue … segarnya udara pedesaan, kiri kanan hijau banget, sawah2 terbentang luas, suara gemericik air sawah, ngelilatin seorang bapak tua dengan gaya kabayan membendung parit biar airnya mengalir ke sawahnya. Ahhh …. Segaaaaaaarrrrrrr!!!

Ketemu satu2nya penjual bubur ayam di kampung itu, dan satu2nya penjual gorengan; pastilah mereka diserbu penduduk sekampung. Sayang hari itu engga ada pisang goreng kesukaanku, dan buryamnya pun sepi bener, maklumlah semangkok pun Cuma dua ribu lima ratus perak hehehe … mosok mo ngarep yang isinya rame??? Untung ada bala2 yang enak nemenin buryam yang sepi itu. Nikmat bener sarapan pagi itu.

Liburan - 15 Juli 2009 - Bagian 3

Pagi2 terbangun karena mencium wangi nasi goreng, rupanya Aju nyempetin masak nasi goreng buat tamu gat au diri ini hahaha ….yang masih meringkuk di balik selimut, ga jelas mo bangun jam berapa hehehe. Anteng on line di balik selimut yang hangat, ada yang pundung ga jelas :D Sampe ketiduran, bangun lagi karena laper, buru2 inget nasi goreng yang udah dingin tapi masih enak hohoho ….

Siap2 ah mau ke Garut, klo ga dipaksain bisa2 batal niy niatan bersilaturahmi ke sana. Sudah rapi dan siap berangkat, mampir ke rumah emak niatnya pamit. Jiaahhh…. Udah dimasakin sayur lodeh bertabur jagung lagi kata emak. Gimana mo nolak coba? Padahal tadi udah diganjel sepiring nasi goreng niy perut. Ya udah deh, makan jagungnya ajah kata emak. Etttt beneran kayak orang Ethiopia niy diliatnya jadi kudu makan terus :D

Liburan - 14 Juli 2009 - Bagian 2

Bangun2 lapernya ga nahan, sayang juga tuh ketupat sayur engga dimakan; lahap bener makannya.. Kenyangnya nanggung! Hmm … ngapain lagih yah? Nonton gossip deh, sambil tetep di balik selimut, tidoorr lagi. Bangun2 siang, asli siang … jam 11 lewat. Buru2 mandi, dan bersiap ke rumah emak di sebelah. Langsung disodori mangkuk penuh jagung hahaha …

Ops! Siapa ini yang lagi di meja makan? Hohoho … seseorang dari masa lalu. Dia pun terkaget melihatku, spontan dia bilang: Heyyyy…! Ga berubah ya sejak 10 tahun yang lalu … hohoho … *ada yang geer deh langsung* … mosok siyyy …*muka merah kepiting rebus ( itu klo gw putih baru keliatan) haahahaha* Jadi weee semua bilang, iya ya ga berubah … hihihi jadi seneng hahaha …..

Liburan , 13 Juli 2009 - Bagian 1

Seringkali karena kesibukan atau karena hal lain, kita menjadi lupa dengan sahabat ataupun ‘keluarga’ yang sesungguhnya peduli kepada kita.

Selama seminggu meliburkan diri dengan paksa kemarin, melangkahkan kaki ke tanah pasundan dengan satu niatan mengunjungi seorang sahabat lama yang sejak menikah belum pernah disambangi. Tapi sebelum ke sana, mampir dulu ke rumah ‘mertua ga jadi’ yang juga sama2 lama tak disambangi.

(Lama tidak disambangi karena belakangan emang udah jarang main ke sana; yang sebelumnya rajin karena factor X tapi berhubung factor X nya udah ga ada hehehe … dan sejak ada si item tuh, klo pun main ke kota itu, tak pernah menyempatkan diri mampir dengan alasan ga tau jalan juga parkirnya susah hiks ….. *malu mode on*)

Sepenggal kisah ibuku

Selalu niy begini ... Lagi asyik2 ngobrol sama seorang sahabat, Ngerumpiin kisah cinta ... tiba2 teringat kisah cinta my beloved late mom ... hiks ...

Dulu ... Ketika nyokap masih ada, sering curhat2 tentang para lelaki yang menebar pesona, dari yang sekedar titip surat, dari yang titip salam, sampai suka telpon2 huehue ... diceritain semua ... sampai satu hari iseng aja nanya kisah waktu nyokap ketemu bokap seperti apa siyyy ?

Cerita pun mengalir deh ... Pasti pada ga percaya klo ga dengar dari anaknya langsung huehue ...

Alkisah ... Nyokap itu hidup seperti di sangkar emas, serba tercukupi tapi kakinya terpasung, mau kemanapun tak bebas, padahal nyokap doyan banget nonton bioskop *gw banget niy hahaha keturunan ternyata - semoga calon suami kelak tidak melarang nonton bioskop hahaha pesan2 sponsor*

MAYA (Siti Umayah) - ada yang mau bantu?

Siti Umayah namanya, biasa dipanggil MAYA, tinggal di sebuah lorong kecil daerah Lagoa deket komplek Arhanud, Kebon Bawang Tg.Priok. Sudah tidak berayah, juga tidak beribu. Tinggal bersama seorang nenek yang sudah renta, yang mengandalkan hidupnya dari ongkos menjahit tambalan baju. Sulit mengharapkan sang nenek membiayai sekolah Maya.

Raport Siti Umayah
Ketika SMP dia sempat dibantu Yayasan Orbit, dan tentu saja dibantu donasi2 dari orang2 yang berhati mulia yang peduli padanya. Sekarang Maya sudah duduk di kelas 3 SMEA Barunawati Tg.Priok. Dan kemarin dia tetap mempertahankan RANKING 1 seperti tahun2 sebelumnya.

Honeymoon?

Honeymoon?
Ketika seorang teman membuat status mencari tempat honeymoon, (wajarlah dia akan menikah bulan depan hehehe) saya pun terpikir... oh iya ya ... tempat honeymoon yang seperti apakah kelak yang akan saya datangi?

huehuehue ... Sempat geli juga memikirkannya ... Sudah saatnya kah?

Jadi ingat lagi kepada beberapa sahabat Yang sudah merencanakan detil konsep pernikahan sampai urusan honeymoon padahal dengan siapa dia akan menikah pun dia belum tau, so?

Selamat jalan, kekasih hati!

Sejak mengenalmu ku lepaskan semua atribut yang bernama LOGIKA ...

Ku diberitahu agar percaya saja ....

Dan kulakukan itu ... percaya saja!

Waktu yang berlalu meyakinkan hati yang lemah bahwa

Kaulah laki-laki terbaik yang dikirimkanNya untukku

Laki-laki itu kunamai Pengecut!

Siang tadi, ketika baru turun dari Ciwidey setelah makan siang, secara tak sengaja kami melintasi sepasang suami istri yang sedang bertengkar. Di antara mereka ada anak lelaki seusia +/- 10thn dan batita di gendongan sang ibu. Yang mengenaskan adalah melihat bagaimana sang suami menghajar (memukuli?) sang istri tanpa ampun. Dan sepintas kami cuma bisa melihat perlawanan tak sepadan dari si istri.

Miris sekali melihat kejadian tersebut, terlebih karena tak ada yang rasanya dapat dilakukan. Salah2 malah dipermalukan karena mau ikut campur urusan rumah tangga orang lain. Tapi kejadian tersebut begitu membekas dan mempengaruhi mood pakansi kali ini. Sediiiiih sekali rasanya karena tak melakukan apa2. Cuma bisa melihat dari kejauhan :(

Apakah Jodoh di tangan Allah?

Sahabat,

Ada email masuk berisikan informasi ini, patut kiranya saya bagikan bersama untuk menjadi pengetahuan kita bersama, terlebih sudah ada seorang teman yang memulai topik yang kurang lebih mengenai JODOH juga di statusnya hehehehe *peace mama nangin* ...

Semoga bermanfaat ya!

PS: Buat seorang sahabat yang sudah mengirimkan informasi ini JAZAKALLAH, ditunggu terus informasinya yah :)

Pertanyaan:

Assalaamu'alaikum Wr Wb.
Ustadz, saya ingin menanyakan hal yang membingungkan saya saat ini, mungkin karena pengetahuan agama saya yang belum banyak, jadi mohon dimaafkan jika pertanyaan saya terdengar nyeleneh atau aneh. Apakah benar jodoh itu di tangan Tuhan, apakah memang Tuhan menciptakan manusia dalam keadaan berpasang-pasangan.sebenarnya saya yakin dan tidak mengingkari kebenaran bahwa hidup, jodoh, rezeki dan mati itu sudah ada suratannya. Namun untuk pertanyaan diatas berhubungan dengan kenyataan yang saya lihat dan alami di kehidupan sekitar.

Kisah "Sebening Embun"

Sahabat2ku tercinta, Mungkin sudah pernah baca artikel ini ya? :) Gpp ya dobel2....

Terima kasih buat 'the special person' yang sudah mengirimi artikel ini, semoga tidak bosan2 mengirimi artikel yang dapat mencerahkan hati dan pikiran.

Selamat membaca!

Sepotong syair Ebiet G. Ade dalam nyanyian cintanya "Sebening Embun" membawa ingatan saya pada sepasang suami-istri, sahabat saya. Memandang perjalanan pernikahan mereka, seperti menatap beningnya embun pagi. Damai dan indah.

Menolak Bidadari

Gals, Gw dapat cerita ini di milis KM, gw bagi yah untuk pencerahan buat kita2 semoga bermanfaat!

Sungguh,saya tak pernah benar-benar tahu, apa kesan suami yang paling dalam tentang saya. Saya pernah berpikir mungkin saya bukan perempuan yang terlalu istimewa baginya karena sepanjang hidupnya suami saya banyakbertemu perempuan hebat: cantik, pintar, keturunan baik-baik dan tentujuga sholihat. Jadi berapa nilai saya sebenarnya di matanya?

Namun menyadari bahwa ia toh memilih saya, tentu ada sesuatu padasaya. Dulu, ketika baru menikah ia pernah bilang bahwa kelebihan saya dibandingkan banyak perempuan lain yang ia temui, yang sangat menonjol adalah karakter saya yang kuat. Waktu itu saya hanya mengernyitkankening sembari tersenyum. Karakter? Kuat?

Memberikan hati?

"Denial! Till when, Nikz?"

"Lo harus jujur sama diri lu sendiri!"

"Lo kaga bisa ngatur apa yang Allah mau kasi buat lo."

Hening!

Sungguh bagai petir di siang bolong.
Seperti ketika tsunami datang menghantam negeri.
Semua begitu cepat dan tak terduga.
Shocked!

Asa berbuah ....

Kemarin,
Dunia ikut bersuka cita dengan pendar cinta yang merona,
merekah bersama asa yang membubung tinggi,
detak jantung tak lagi beraturan,
dan nafaspun terus memburu ..........