Friday, January 29, 2010

Kopdar Be-Blog 30 Jan 2010

Hari ini temen2 Blogger Bekasi ngadain KOPDAR. Kali ini mo pada karaoke-an, katanya. Selain terima message di fesbuk, ada juga msg di YM dari Devy. Sebenernya kangen banget ngumpul2 sama temen2. Cuma emang belakangan ini, rada bingung klo mo bepergian. Maklumlah, ada 'bayi' yang ga bisa ditinggal2 begitu saja.

"Bayi?" Hehehe ... iya, kami punya bayi. KBS.net namanya, dia juga  sudah punya rumah virtual. Sejak sebulan yang lalu, konsentrasi kami sepenuhnya untuk KBS. Sebetulnya KBS sudah lahir sejak April 2009, tapi waktu itu pengelolaannya dipercayakan kepada seorang teman. Namun, sejak rencana ekspansi dan satu hal lainnya, maka diputuskan KBS ditangani sendiri. Keputusan ini pula yang membuat kami harus hijrah dari Bekasi ke Jakarta. 24jam betul-betul sepenuhnya untuk KBS.

Sesekali kami mencuri waktu untuk menyalurkan hobi  menonton film terbaru. Itupun tidak sepenuhnya tenang, karena kuatir ada yang tidak beres jika ditinggalkan terlalu lama. Mungkin terdengar seperti rada parno ya, tapi ini wajar saja terjadi karena belum ada orang yang dapat diberi kepercayaan secara penuh di sana. Hal ini bukan disebabkan karena tidak ada rasa percaya, tapi lebih pada sikon di KBS yang membutuhkan seseorang yang multi-function.

KBS yang terdiri dari 2 lantai tidak mungkin ditangani 2 orang saja, apalagi pas malam minggu. Satu orang standby di meja operator merangkap kasir, satu orang bergerak naik turun menangani klien yang mungkin menghadapi masalah atau butuh bantuan/panduan, satu orang standby di dapur memasak/menyediakan pesanan pelanggan, satu orang lagi standby naik turun mengantarkan pesanan. Khusus malam minggu biasanya akan terus ramai sampai jam 3 pagi.

Jadi kebayang 'kan, kalo sampai cuma 2 orang saja yang tinggal di KBS? Udah pasti keteteran. Ok, kembali lagi mbahas soal KOPDAR Blogger hari ini. Aku sempat bilang ke swami agar berangkat sendiri saja. Tapi swami maunya pergi sama-sama. Repot ya? :D

Buat temen2 yang mo KOPDAR, met ketawa ketiwi yak, maafkeun blom bisa bergabung. Nanti deh, klo KBS udah rada 'gede-an' dikit untuk ditinggal2, terus klo udah ada 'mba/mas pengasuh'nya yang bisa diandalkan, kami pasti akan rajin gabung2 lagi. Klo sekarang2 ini, kemana2 engga bakalan tenang, bawaannya pulaaaaang terus ... hehehe... ga enak juga kan, baru tiba di lokasi, terus dipamiti pulang? :P :P

Komplen atau Jangan?

Dua hari yang lalu adalah kali pertama lagi ku menjejakkan kaki di Blitz-MoI. Dari awal tahun hasrat menonton selalu disalurkan di 21 or xx1 sajah.  Soal harga, sebenernya ya kurleb samalah. Tapi tetap saja, nonton di Blitz kok terkesan lebih bergengsi? Entahlah dari mana kesan itu di dapat. Mungkinkah karena penonton yang ke sana 'lebih berkelas?' atau ... ?

Tapi dua hari yang lalu itu, aku kecewa sangad lho. Gimana engga?
Blitz selama ini kan terkesan mewah dan bersih. Dan dua hal ini yang bikin kelas Blitz seolah-olah setingkat di atas 21. Dan sejak hadirnya Blitz, baik yang di Seibu ataupun Pacipic Place juga MoI selalunya ku dapati dalam keadaan bersih dan menyenangkan. Kemarin kok beda yah?

Perbedaan itu baru terasa ketika film usai dan lampu menyala. Entah apa yang akan terjadi bila ku mengetahui 'kejorokan' itu dari awal. Beruntung aja, datangnya rada telat, dan kebiasaan menonton selalu duduk melipat kaki, yah ... gaya duduk seperti ini sebenarnya merupakan kiat mengusir dingin yang selalu menggigit. Begitulah, ketika film hampir usai, aku pun bersiap-siap. Kakiku mencari-cari keberadaan sang sendal dalam kegelapan. Ups....! Apa'an niy? Kok 'jemek-jemek' gituh? Perasaan jijik langsung mendera.

Jreeeng.... ! Studio sudah terang. Ku sapu pandangan ke bawah. Weksss..... :( Rupanya yang terasa 'jemek-jemek' tadi adalah SAOS. Iya sodara-sodara ... itu tadi SAOS bekas orang makan. Dari bungkusnya siy kayaknya makanan itu dipesan dari kafetaria-nya Blitz. Ga sampe semeter dari saos yang terinjak tadi, ku lihat lagi bungkusan yang sama dan bekas diinjak orang juga. Di ujung tempat duduk (baris C) bahkan ada botol mineral water. Sambil menggerutu beranjak keluar, dan ketika bertemu petugasnya di pintu keluar, terjadilah dialog ini.

"mbak, kok tumben siy Blitz jorok gitu?"

"iya mba, tadi ga sempat bersih-bersih soalnya." tanpa senyum lho itu nyautinya.

Jawaban yang tak ramah membuatku tak bersemangat meneruskan komplen. Selain sedang tidak mood untuk bikin 'ribut', ada juga perasaan takut sama swami yang emang biasanya engga seneng liat istrinya komplen sana sini. Benar saja. Begitu melewati pintu, swami langsung menegur.

"ngapain siy komplen-komplen?"

"tuh kan bener ... untung tadi engga diperpanjang sama teteh. Klo diperpanjang, bisa-bisa kita yang jadi tontonan karena kita pasti berantem klo aa marahin teteh di depan petugasnya tadi."

"Lagian kayak engga ada kerjaan aja komplen-komplen."

"Hlooo....???? Jadi kita terima aja klo pelayanan mereka seperti itu? Terus apa bedanya dong Blitz sama Misbar? Soal waktu yang tidak cukup menurut petugasnya, sangat tidak masuk di akal. Kenapa? Karena dari film yang satu ke film yang berikutnya, bukannya mereka sudah perhitungkan dengan cermat??? Dan sebetulnya klo kita menemui kondisi tempat menonton seperti tadi, sama saja Blitz tidak menghargai penontonnya. Kayaknya wajar deh klo komplennya yang seperti ini."

Akhirnya kami bergerak pulang dengan berdiam diri. Dalam hati aku masih menggerutu. Sebel sama Blitz, sebel juga kenapa aku bisa lupa ambil foto dari sampah2 itu. Pastinya itu bisa jadi bukti otentik toh? Tapi ya sudahlah, setiap orang memang tidak sama. Ada yang sanggup menerima hal-hal seperti ini, ada pula yang sebaliknya. Dan mungkin sudah saatnya aku belajar untuk lebih menahan diri, mau jorok kek ... mau dilayani dengan seenaknya kek ... terima sajalah, yang penting akur sama swami.

Masalahnya, bisa engga ya? Mau engga ya? Hehehe ... ga janji deeeeeeeeeehhhhh........... LOL LOL LOL

Thursday, January 21, 2010

Tauco Terong


Gara-gara ke pasar, dan ngeliat 2 jenis bahan masakan ini, bikin aku pengen masak sayur TAUCO TERONG. Tambah lagi, inget di kulkas masih ada TAUCO asli dari Medan yang ku bawa sendiri pas mudik April kemarin.

Terong ini biasa disebut TERONG TELUNJUK. Dan yang disebelahnya bunga kecombrang.



Klo yang satu ini, namanya ASEM PATIKALA. Tapi klo orang Karo bilang namanya ACEM CIKALA *awas kebolak jadi cilaka yak LOL*. Bahan yang ini biasanya selalu disertakan hampir di setiap masakan orang Karo yang bersantan. Lebih manteb dari sekedar asam kandis ataupun cuka. Dan jelas pula, tidak ada bahan kimianya, toh?! Hehehe .... Asem patikala ini merupakan buah yang dihasilkan dari satu pohon, yaitu pohon KECOMBRANG. Pohon ini mirip dengan pohon kelapa, karena hampir semua bagian tumbuhan ini dapat digunakan. Batang, buah, dan bunga, klo daunnya, aku belum tau bisa dipakai buat apa :P 



Tiga bahan diatas, akan menjadi seperti yang difoto jika ditambahkan : CABE IJO KERITING, BAWANG PUTIH & MERAH, TOMAT, SERAI, SANTAN, dan tentu saja TAUCO.
Cara memasaknya gampang sekali:
Pertama tumis bawang merah + putih, setelah berwarna kuning, masukkan cabe ijo keriting, bunga kecombrang, tomat, asam patikala bersamaan, setelah itu masukkan santan encer sekaligus dengan terongnya. Jangan terlalu lama, karena klo lodoh engga enak lagi, kira2 sudah menyatu semua, masukkan tauco dan santan pertama. Aduk merata, dan angkat.

Mudah sekali bukan? *gaya bu Sisca* xixixii ....

Ketika dicoba, wew ... rasanya maknyussss... sayang swamiqu tidak suka, katanya rasanya aneh. Iya siy, buat yang belum biasa, wangi bunga kecombrang emang terasa aneh. Tapi aku tetap berhasil kok memaksanya memakan nasi bersama kuahnya saja hahaha ...

Ok, nantikan resep masakan lainnya yaaa...

Bakat atau Mujur atau keduanya?

Apakah setiap orang diberi karunia jiwa wirausaha? Entahlah! Aku tidak begitu pandai menganalisa lebih jauh tentang hal ini, tetapi yang pasti aku ingin berbagi dengan apa yang ku alami sendiri. Ketika masih SD dulu, yang selalu terbayang di dalam benakku adalah pekerjaan sebagai seorang SEKRETARIS. Tak jarang aku bergaya seperti layaknya seorang sekretaris, lengkap dengan lenggak lenggoknya yang genit menggoda. Yeah, dulu dalam benakku emang seorang sekretaris itu harus genit dan centil. Maklum, masih SD pun bacaannya sudah majalah remaja/dewasa, jadi ya seperti itulah. Sepertinya obsesi menjadi seorang sekretaris ini terus tumbuh subur sampai lulus SMK.

Wednesday, January 20, 2010

Kisah si "PEUYEUM"



".......kenapa *peuyeum* buah tangan seorang `Insinyur` lebih bisa dihargai *orang* daripada buatan seorang pengangguran? pdhl hasilnya sama aja....."



Begitu teks yang ditulis swami di Plurk.
Hmm... tidak seperti biasa niy, kok swami bikin 'status' kek gitu yah....
Mungkin akan ada segelintir orang yang paham, karena lagi2 ini masalah apresiasi.

Tuesday, January 19, 2010

WARNA

Bicara tentang warna, baru tau klo ternyata warna-warna pilihanku mempunyai arti yang bagus :D Padahal ketika menentukan warna-warna tersebut sama sekali tidak mengacu pada arti warna alias totally blank. Dan juga emang ga berusaha nyari info tentang arti warna tadi. Jadi murni naluri semata yang mengambil keputusan mo pake warna IJO dan OREN.


Tentang warna IJO, memang sudah menjadi favorit ku sejak lima tahun terakhir ini. Kenapa? Ga tau deh! Rasanya kok suejuk ajah gitu. Mulai dekor rumah yang hampir semua berwarna IJO, tanpa kecuali termasuk TOILET *grin*. Pasti senang sekali setiap menemukan pernik-pernik dengan warna IJO. Apapun yang berwarna IJO pasti mampu menguras dompetku. Itu pasti!

Monday, January 11, 2010

NiQue si Keledai


Sabtu, malam minggu kemarin, suasana di i-cafe ramai sangat. Pelanggan keluar masuk terus bergantian. Dan sore itu, iparku datang berkunjung bersama anak2nya. Lalu kami terlibat obrolan panjang tentang 'sesuatu' yang tidak pantas jika didengar orang lain. Soalnya ngomongin orang lain hiks ...

Rasanya sudah panjang lebar itu cerita, dan terhenti sejenak ketika seorang klien bilang mau bayar. Transaksi selesai, dan seperti biasa, ucapan terima kasih dan 'datang lagi ya' selalu diberi bonus senyum manis. Yang membuatku terhenyak, untung engga pingsan, ketika si pelanggan menyahut dalam bahasa ibu-ku, bahasa KARO.

Mati dah!!! Tadi gw udah ngomong apa aja ya?!! Duh malunyaaa.....!!! Sungguh kecerobohan yang tak dapat dimaafkan. Ya, sulit memaafkan diri sendiri karena kejadian ini. :( :( :( :( Andai ku bisa memutar waktu .....

Padahal ya, duluuuuuuuuu banget, kejadian ini sudah 2x terjadi, itu sebabnya kejadian ini membuatku merasa tak lebih baik dari seekor keledai yang dungu, yang menurut hikayat saking bodohnya sampai terperosok di lubang yang sama lagi dan lagi.

Dulu, kejadian pertama itu di Jogja, di atas Metromini. Cuma waktu itu ngobrolin yang umum-umum aja, jadi ga ngerasa banged2 malunya. Yang kedua juga begitu, di atas sebuah mikrolet. Kali ini rada sepet, karena ngomongin supirnya, eh supirnya malah ngerti bahasa Karo. Wkwkwkwk.....

Semoga aja kejadian kemarin menjadi yang terakhir, semoga!

Wednesday, January 6, 2010

SEMANGAT

Capek? Iya!
Ga enak badan? Iya!
Tapi kok tetep bisa bangun pagi?
Kok tetep bisa beraktivitas?
Tetep bisa haha hihi?
Boongan ya rasa capek dan ga enak badannya?!

Entahlah, tapi yang jelas TIDAK ADA KEBOHONGAN.
Gimana ga CAPEK klo saat istirahat pun mendekati jam 2pagi.
Dan pagi sesuai teriakan alarm (bukan azan lho) pastinya bangun juga.
Eh, tidur jam 2pagi, apa bisa bangun pagi?
Bisa tuh! Bangun pagi dan langsung mandi, dan bersiap menjemput recehan hari itu.

Nah? Gimana dengan rasa capek dan ga enak badan itu?
Entahlah, tak begitu dirasa sepertinya. Terkalahkan oleh SEMANGAT menjemput rizki Allah hari itu.
Iya, SEMANGAT itu yang selalu membuatku mampu melewati hari-hari.
Iya, SEMANGAT itu yang membuatku lupa sama yang namanya ga enak badan, capek dan lain sebagainya.
SEMANGAT yang membara, SEMANGAT yang tak pernah padam, insya Allah, membuatku bergerak dari jam 6 pagi sampai jam 2pagi lagi. Dari menjadi operator dadakan, terima ketikan, sambil mengerjakan pembukuan, sambil mikirin menu makanan apa untuk hari ini, menyiapkan sarapan, dan semua itu dilakukan sambil menunggu swami bangun dan diantar ke pasar, kembali dari pasar langsung masak, terus dan terus ada saja yang terus dikerjakan. CAPEK? Pastilah! Aku 'kan bukan robot, jadi pasti ngerasa capek.

Tapi cukuplah SEMANGAT yang mengusir semua rasa itu. 'SEMANGAT' cukup ampuh mendampingi hari-hariku. Sampai hari ini. Bagaimana dengan ANDA?

Monday, January 4, 2010

Kena batunya

Kemarin, hari Minggu yang takkan pernah bisa terlupakan. Kenapa?
Sesungguhnya ini hal yang paling memalukan untuk diceritakan, tapi ku ingin mengawali 2010 ini dengan KEJUJURAN. Jujur pada diri sendiri bahwa aku tidak / belum cukup 'baik', sehingga masih harus belajar terus memperbaiki diri. Hal opo to???

Beginilah peristiwa yang terjadi kemarin. Sehari sebelumnya, dapat telpon dari seorang sahabat yang baru mudik dari negeri jauh. Ngajak janjian untuk ketemu, katanya siy mo mampir ke tempatku tapi ditunggu sampai sore, tak ada kabar beritanya. Kalau dia ga nelpon lagi keesokan harinya, aku juga lupa digilas kesibukan. Dan hari itu, kami janjian lagi untuk berjumpa besok di SenCi.

Tak lama kemudian, masuk sebuah sms ke esiaqu.

"Ini no R***i?" pengirim 0811-xxxx58

Biasanya aku abaikan saja jika tidak kenal nomor si pengirim. Tapi hari itu kok pengen mbales yah.

"Ini siapa?" singkat saja ku membalasnya.

"Ini istri Pak K****, kakaknya M**** dari Itali."

Gubraakkkkkkk.............!!! Mati dah gw ... nyautnya kaga sopan pula.

Buru-buru ku telpon nomor tersebut, dan ....


"Nuwun sewu bu, maaf banget, tadi saya tidak sopan, maaf karena tidak mengenali nomor ibu .... " Klo saja kulitku putih, pasti udah kayak kepiting rebus deh. Tapi yang jelas, keringat dingin langsung mendera. Tiba-tiba kena penyakit gagap.

"Hehehe ... apa kabar kamu? Sudah lama tidak keliatan?" ujar beliau dengan nada ringan, sehingga membuatku menjadi sedikit relaks.

"Ada bu, sibuk sama urusan sendiri. Ini ada apa ya bu?" ganti penasaran kok tumben dicariin sama ibu petinggi.

"Main dong ke Bogor ...."

"Waduh, malu ah bu, sungkan, udah lama ga sowan ... " tau diri banget ya aku.

"Gpp, datanglah ... "

"Umm ... boleh aja teman2 bu? Kami datang besok saja ya bu? Boleh?" Ku mencoba menawar.

"Hari ini aja, ibu tunggu ya, gpp ajak aja teman2nya yang lain."

"Iya deh bu, setelah ini saya telpon teman2 lain biar rame yang datang ke Bogor."

"Ok, sampai nanti!"

"Baik bu, terima kasih undangannya, sekali maaf yang tadi."

"Iya, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Seketika kutarik nafas dalam-dalam. Rasanya tadi malam engga mimpi deh, tapi kok .... ?

Lain kali harus lebih berhati-hati menyahuti nomor tidak dikenal, agar kejadian hari ini tidak terulang lagi.



Saturday, January 2, 2010

'Menguji' Rejeki

Pagi ini, ada klien 'buangan' dari warnet sebelah :D Kenapa aku bilang 'buangan'? Itu karena pertama parkir mereka langsung menuju ke warnet sebelah KBS. Ya udah, berarti bukan rejeki KBS. Tidak sampai itungan menit, kedua pria tersebut mengarah ke KBS. Ops?!

"Pagi pak ...." senyum lebar

"Bu, bisa transfer data?" bapak yang berbadan yang subur langsung nanya tanpa tedeng aling-aling.

"Assalamu'alaikum ... " temannya seorang bapak juga pakai topi menyapa.

"Wa'alaikumsalam pak. data apa yang mau ditransfer?" ku menyahuti sekaligus menjawab pertanyaan bapak yang satu lagi.

"Ini bu, foto-foto di kamera ini, bisa dipindahin ga ke FD?" ujar si bapak yang pakai topi. Dari logatnya sepertinya beliau bukan dari Jakarta sini.

"Kita coba ya pak, bawa kabel datanya pak?"

"Ga ada bu."

"Hmm.... kita coba pakai kabel data sini dulu ya." Langsung kucoba, tapi kok tidak terbaca ya?

"Wah, ga kebaca niy pak, kita coba pakai card reader deh ya, bisa tolong dikeluarkan memory card nya pak?"

"Bisa bu, nih..... "

Dengan gaya sok profesional *padahal ini baru pertama kali pakai card reader wkwkwkwk* ku coba nge-pasin kartu kamera si bapak ke card reader. Hmm.... kok ga ada yang pas yah?

"Maaf pak, ga ada yang pas nih."

"Waduh, gimana ya bu, padahal saya mo edit foto2nya ....."

Terdiam sejenak, aku melirik ke etalase. O iya, kan itu ada card reader dagangan, coba ah, siapa tau bisa.

"Saya coba sekali lagi ya pak. tapi saya pakai card reader yang baru banget niy. Kalau rejeki bapak, insya Allah bisa."

"Iya bu, silahkan ...."

"Bismillah...." dalam hati sambil berdoa, semoga aja card readernya dibeli sekalian *LOL*

"Alhamdulillah .... bisa niy pak......."

Si bapak tersenyum senang, sambil ngeliatin foto-fotonya. Ini foto saya di beberapa kota bu, begitu katanya. Dugaanku sepenuhnay benar, si bapak rupanya memang sedang dalam perjalanan plesirnya, sehingga begitu kuatir ketika foto tidak bisa terbaca pertama kali tadi.  Dalam proses pemindahan foto ke FD, jadi ngobrol ngalor ngidul. Si bapak nanyain soal warnet sebelah, apakah kepemilikannya sama dengan KBS. Seputar hal itulah.

Begitu selesai proses transfer data, si bapak bilang, card readernya mau dibeli saja. Tentu saja  senang sekali.

"Card reader nya saya beli ya bu, berapa harganya?"


"Boleh pak, murah kok..." sambil menyebutkan sejumlah angka.

"ya udah, jadi ini transfer datanya berapa?"

"seikhlasnya bapak aja deh, soalnya ga tau juga mo bikin tarifnya."

"Wah, susah kalau begitu. klo ada tarifnya kan kita tinggal bayar bu."

"Ga berani juga saya pak, wong kerjanya gampang kok. Udahlah, itung2 promosi, nanti2 klo ada yang mo pakai jasa internet bisa ditunjuk ke sini ya pak."

"waduh ... berapa yah ... hmm ... ya udah deh, ini saya bayar card readernya aja yah, klo ada sisanya, itulah buat bayaran transfer tadi."

Begitupun boleh pak, yang penting sama2 ikhlas."

Setelah ku hitung, ternyata kelebihannya ada dua ribu perak. Alhamdulillah.

"Cukup ga bu?"

"Alhamdulillah, terima kasih ya pak."

Aku tertawa geli, ini adalah yang kedua kalinya aku 'menguji' rejeki. Pertama waktu itu menguji rejeki swami. Di saat repot2nya ada yang minta tolong mbenerin pc nya dan setelah itu kita minta bayaran seikhlasnya yang kemudian dibayar lima puluh ribu perak. Seru juga ternyata, kalau hal-hal seperti ini disikapi dengan cara lucu-lucuan. Bukan sesuatu yang dianggap serius.

Bagaimana dengan teman2, ada keinginan 'menguji' rejeki juga?
Coba deh, it's truly fun!

Friday, January 1, 2010

PULUT DURIN

Malam terakhir di 2009 sudah dilewati. Tak ada yang khusus, semua biasa saja. Kecuali 2 keponakan yang hadir di 'rumah', malam tahun baru kali ini dilewati tetap dengan agenda mengumpulkan recehan. Lagipula, untuk bepergian, rasanya males juga, sudah kebayang macet yang menggila seperti tahun2 sebelumnya.

Malam 31 Desember juga akan selalu menjadi malam yang khusus sejak 4tahun yang lalu, sejak si cantiq Egidia lahir. Tadi malam pun dia ada di sini, dan sempat protes kenapa tidak ada KEHEBOHAN menjelang hari ulang tahunnya. Karena keadaan pula yang membuatku lupa membeli kembang api dan trompet. Trompet siy masih mudah dicari, tapi kembang api? Hmm...Akhirnya Egi dan si abang diboyong aja ke lantai 2 dan menonton kembang api dari sana. Untungnya mereka tetap bisa menikmatinya.

Malam tahun baru, rencananya mau bikin barbeque, tapi kondisiku tidak memungkinkan untuk hunting ikan dan lain2nya. Masih untung ada tukang sate yang tetap berjualan, sehingga sate ayam pun menjadi menu spesial malam tadi. O iya, ada menu spesial lainnya ding, yaitu PULUT DURIN. Makanan ini khas dari Medan, khususnya orang Karo. Inipun dadakan juga masaknya.

Menjelang sore, sepupunya swami sms klo dia mangkal berjualan durian di depan Islamic Centre Kramat, Jakut. Dari situ jadi pengen bikin PULUT DURIN, sebenernya ini rencana akal-akalan agar aku tetap boleh nyicipin durian hehehe .... lagian, siapa suruh ngelarang aku makan durian. Dan karena niatnya dadakan, jadi mencari santan dan gulanya pun ndadak pula. Lagi-lagi masih untung ada tukang kelapa dan tukang beras ketan yang buka, padahal itu sudah menjelang maghrib. Yah, masih rejekilah namanya, iya 'kan?! :P



Sebetulnya niat bikin tulisan perdana di tahun 2010 udah sejak tadi, tapi karena keburu ngantuk, jadi maunya bubu bentaran, eh kok ya kebablasan. Gpp deh, lebih baek telat daripada engga sama sekali 'kan? Salah satu resolusi di 2010 adalah NGE-BLOG tiap hari, dan harus bisa KONSISTEN.

So, sampai besok lagi yah....