Sunday, November 22, 2009

2012

Promosi film ini patut dikasih acungan jempol!!! Kalau punya sepuluh jempol, ya udah kasih aja semua. Bukan karena gratis, tetapi karena emang bagus kok. Patut banget untuk ditiru. Promosi yang jitu memang mampu membuat sebuah produk menjadi laris manis, bahkan tak sedikit orang yang bersedia untuk antri untuk mendapatkannya.


Kekuatan film 2012 yang mengangkat isu KIAMAT mengalahkan film Indonesia yang berjudul KIAMAT SUDAH DEKAT; padahal jelas-jelas penduduk di Indonesia termasuk penduduk yang religius, tapi kenapa justru film 2012 yang lebih diminati untuk ditonton? Pernyataan ini tidak bermaksud mengatakan bahwa film KIAMAT SUDAH DEKAT itu film tidak laku lho, tapi sebaliknya kok. Sepertinya setiap isu yang berkaitan dengan KIAMAT pasti laku, atau lebih ekstrim lagi, segala sesuatu yang berkaitan dengan isu SARA mudah sekali menjualnya, padahal setelah ditonton ya belum tentu juga ada kaitan yang kuat di antara keduanya.


Aku tidak mau mengakui kalau aku adalah salah satu orang yang berhasil termakan oleh promosi dari film 2012, entah kalau swamiqu. Buatku menonton itu termasuk fardhu ain bin wajib :D Ga jajan gpp asal jangan sampai engga nonton. Sehingga ketika minggu lalu, ketika 2012 pertama di-release, swami ingin sekali menonton malam itu. Tapi karena sudah malam, aku sudah males keluar rumah.  Maklumlah, perempuan kan paling ribet kalau mau keluar rumah. Kalau saja masih seperti dulu, boleh keluar cuma dengan sepotong celana pendek dan sweater siy, ga masalah diajak keluar jam berapapun. Jujur aja, masalah dress-up ini seringkali menjadi alasan utama males keluar rumah. Moga2 ini cuma terjadi sama diriku saja, dan tidak pada para jilbaber lainnya.

Keesokan harinya, menepati janji pada swami, dan karena aku juga memang perlu mengunjungi bioskop, jadilah kami menuju Bekasi sQuare, tapi ternyata tiket sudahh habis terjual bahkan untuk pertunjukan jam terakhir sekalipun, kecuali mau duduk di barisan depan. Oh No!!! Kami lalu mengarah ke GrandMall, kejadiannya hampir sama, tapi untuk pertunjukan jam terakhir jam 9.15pm masih ada kursi di barian no.3 dari atas. That's good! Karena saat itu belum juga jam 5pm, maka kami putuskan untuk pulang dulu, lumayanlah bisa dapat sekejap dua kejap. Walau pada kenyataannya tidak seperti itu juga, ada saja yang dikerjakan setelah tiba di rumah. Dan aku sempat merasakan kemalasan yang teramat sangat untuk keluar lagi, kalau saja tidak ingat tiket sudah di tangan ....

Hampir jam 9pm kami tiba di GrandMall, suasanan ramai sangat. Seperti besok itu bukan hari Senin saja. Ckckckck .... dan di antara kerumunan penonton dewasa, terdapat juga anak-anak bersama orang tuanya. Aku sempat berpikir, apa mereka tidak sekolah ya besok? Kok jam segini masih maksa nonton??? Kami sempat bete menunggu, terlebih tak ada ruang sekedar untuk duduk. 9.10pm pintu teater dibuka, dan karena tadi kami memilih menunggu dengan berdiri di depan pintu, maka bisa langsung masuk tanpa perlu berdesakan dengan penonton lainnya. Luar biasa! Jam terakhirpun masih penuh sampai ke barisan depan.

Sambil menunggu film diputar, aku mencoba mengingat lagi resensi film ini yang kubaca di 21cineplex.com, tapi kok aku tidak merasakan sensasi yang luar biasa ya. Yang ada malah keingintahuan ada apa siy di film ini sehingga sedemikian jadi buah bibir di mana-mana??? Dan ketika film mulai diputar, scene demi scene mulai dinikmati sampai tuntas, walau sempat menggangu swami dengan pertanyaan2 ga penting :D

Film ini bercerita tentang ditemukannya indikasi hancurnya bumi oleh seorang pakar di India sana, yang kemudian diterjemahkan sebagai pertanda KIAMAT. Negara adidaya Amerika paling sibuk, dan film ini menunjukkan kehebatan Cina dalam mempersiapkan bahtera-bahtera untuk bertahan dengan alasan mempertahankan species manusia dan makhluk hidup lainnya. Juga bercerita tentang arogansi individu-individu yang merasa lebih berhak dalam menentukan siapa yang berhak hidup dan siapa yang tidak. Intinya semua dibuat berdasarkan rancangan manusia belaka. :D

Pertunjukan telah usai, tapi kesan yang ku dapat kok biasa aja yah? Buat penikmat film yang percaya sama kebesaran Tuhan, yanga percaya bahwa jatuhnya sehelai daun saja pun berkat 'titah' Sang Pemilik Semesta, maka cerita film ini ya sama saja dengan cerita film lainnya. Tak lebih tak bukan, ya biasa aja :D

Atau aku bukan penikmat film yang baik? Yang membuatku terpukau adalah bagaimana mereka bisa bahtera sebesar itu??? Xxixixii ... diketawain swami, asli bener dah diketawain, karena katanya itu semua ANIMASI kok. What???? Hebat yah ... animasi itu kan permainan komputer, iya sih, klo bukan orang yang pandai ya ga mungkin bisa bikin sebagus itu. Jadi klo mo dikasi semua jempol tadi, aku mo kasi ke orang yang berada dibalik pembuatan animasi itu aja. Ga lebih. Soal cerita biasa ajalah, wlo aku ga bisa bikin cerita yang bagus, tapi ya tetep berani bilang ceritanya biasa aja :D Apalagi ya? Bintangnya? Hmm ... relatiflah :D

So? Pagi ini, ketika baca berita komentar Ust. Yusuf Mansyur aku sangat sependapat, ya klo mo nonton ya  nonton aja. Ga perlu kali yah sampai keluar larangan nonton film ini., atau ini semacam kerjasama untuk meningkatkan promosi jualan film ini???? Entahlah, pokoknya semua kembali kepada masing-masing orang aja deh. Buat yang belum nonton, selamat menonton yah :)

4 comments:

  1. jiahhh ... tau gitu, tak ajakin deh mba, tak kancani :D

    ReplyDelete
  2. mereka melarang nonton karena setiap beli tiket selalu kehabisan dan berharap dengan adanya larangan nonton, biar isa di tonton sendiri dengan keluarganya, tetangganya dan komunitasnya

    ReplyDelete
  3. oalah ... kok ya ga kepikira spt itu ya om xixixi ... ku rasa ini yang paling bener deh. andaikan mereka dapat free-pass untuk premiernya pasti ga akan ngelarang yah :D

    ReplyDelete