Friday, December 25, 2009

Noraknya aku ...

Hitungan hari kita akan meninggalkan 2009. Dan belakangan ini rasanya kok aku semakin tak pandai mengatur waktu sehingga tak mampu menghasilkan satu tulisanpun. Sedih rasanya membiarkan blog tak terurus. Tapi begitulah hidup, kita selalu ditempatkan pada pilihan-pilihan yang selalu tak mudah untuk melakukan pilihan yang paling tepat untuk dilaksanakan.


Ketika ada satu isu yang begitu menggelitik untuk ditulis, tapi karena waktu yang sempit terpaksa ditunda. Setelah ditunda, eh kok udah ilang mood. Selalu saja begitu. Padahal, walaupun tulisan di blog ini seringnya berisi curhatan belaka, tapi pastinya satu hari nanti akan menjadi kenangan yang manis untuk diingat kembali.

Baiklah, selagi mood masih ada, walau tenaga tinggal sisa-sisa, kupaksa diriku untuk menulis. Di hari Natal ini, seorang sahabat merayakannya dan jauh-jauh hari sudah mewanti-wanti agar datang ke rumahnya. Undangan yang tak pantas untuk diabaikan, sehingga walau lokasinya jauh untuk dijangkau, maka bersama swami dan seorang sahabat, kami tetap datang ke sana. Maka hari ini jadi hari ternorak buatku :D

Setelah sekian lama tidak pernah menjadi pengguna angkutan umum, hari ini aku harus menggunakan jasa bis kota untuk sampai di Tangerang. Temanku bilang harus naik Primajasa atau AJA dan nanti turun di Tol Bitung. Sudah memang aslinya bukan penyabar, sehingga ketika bis yang dinanti-nanti tak muncul, bawa'annya mo nyetop taxi aja. Padahal, udah sengaja bawa uang pas-pasan biar engga pengen macam-macam.

Ketika ada bis lewat tujuan Merak, segera kami stop dan naik. Baru juga duduk PW, tiba-tiba pandanganku tertuju ke tulisan yang terpampang di atas duduk pak supir. Angka yang lumayan besar dan jelas Rp 17.000,-. Tak sanggup menahan kekagetan, dengan suara tertahan spontan aku berkata : MAHAL BENERRRR???? Temanku tertawa, sambil bilang NORAK LU .... :(

Kepada swami aku berbisik:

"a, kok mahal banget yah? Hiks ... "

"Ywd, mo gimana lagi!"

Urusan ongkos ini menjadi perbincangan lagi ketika kami sudah tiba di rumah sahabat itu. Rupanya, menurut dia, kami membayar terlalu banyak. Ongkos segitu untuk tujuan Merak, jadi kalau turunnya di Bitung atau sebelum Merak ya bayarnya cukup Rp 10.000,- saja. Nah lo? Emang bisa begitu? Hla, si abang kondektur aja engga nanya-nanya mau turun di mana, lalu kita juga bayar sesuai tulisan yang tertera. Hmm ....

Ya sudahlah, ini pengalaman berharga, jadi lain kali, biar engga kaget bin norak, sebaiknya tanya-tanya dulu deh tarifnya. Hehehe ... ternyata cerita tentang h ari ini belum usai sampai di sini. Karena apa? Karena pada saat pulang, kami disarankan untuk naik bis yang memang khusus jalurnya dari Citra ke beberapa titik di Jakarta. Bagi yang mau ke Tg.Priok maka disarankan naik yang ke Mangga Dua. Namun, kami telat 1/2 jam sehingga bis yang tersedia tinggal jurusan Slipi saja, dan nanti turun di pintu tol Kebon Jeruk, baru nyambung lagi dengan bis lain ke Tg.Priok. Terpaksalah kami naik bis ini dengan membayar Rp 11.000,- saja.

Di dalam bis aku udah bilang ke swami, agar dia tidak tidur. Sementara aku terlelap dengan pulasnya dan ketika mendusin, sambil mengumpulkan nyawa aku mencoba mengamati keadaan di luar bis. Hmm ... kok ini tolnya sudah seperti yang di daerah Jakarta yah?! Apa udah kelewatan Kebon Jeruknya? Berhubung nyawa belum ngumpul, aku masih belum bereaksi apapun. Tetapi ketika ku baca tulisan RS. HARAPAN KITA, spontan ku teriak ... waduh, kita udah kelewatan dan membangunkan teman dan swami.

Xixixixi .... asli itu ketawa pait banget dah. Untungnya supirnya baek hati, jadi dikasi tau turun di mana agar mudah mendapatkan bis ke Tg.Priok. Jadilah kami diturunkan di Polda, dan alhamdulillah, baru juga nurunin itu tangga jembatan penyeberangan, bis tujuan Tg.Priok datang. Berlarian penuh suka cita, walau sudah penat sangat, bersemangat sekali naik ke dalam bis yang lengang. Duduk di bagian belakang yang kosong, dan memastikan kali ini tidak tidur lagi. Karena biasanya mereka lewat tol dan cepat sekali tiba di Priok. Daripada nanti kebawa ke terminal yang malah bikin tambah jauh, mending juga menahan kantuk sebentar kan?

Ya ya ... akhirnya kami berhasil menahan kantuk sampai bis keluar tol di Plumpang, dan dengan menyambung angkot kecil, tibalah kami di 'rumah'. Niatnya siy sampai di rumah mau tidur, kenyataannya??

Kenyataannya, sampai di rumah cuma naro barang (hasil palakan di rumah teman tadi), kami memutuskan pergi lagi untuk nonton film SANG PEMIMPI. Iri rasanya dari kemarin cuma bisa baca review dari teman-teman saja. Walau baru nonton tadi, aku tidak punya kesan sendiri terhadap film ini, sehingga tak banyak yang bisa ditulis. Jauuuuhhh banget feel-nya dibandingkan dengan LaSKAR PELANGI. Entahlah, apakah aku yang udah terlalu capek, atau memang filmnya yang rada menjemukan???

Jam sudah menunjukkan 1.34am, saatnya memejamkan mata, semoga besok bisa lebih konsisten dalam menulis. Selamat bubu semuaaa....

8 comments:

  1. PERTAMAXXXX
    hahaha
    great posting...pengalaman yang asyik yah

    ReplyDelete
  2. hehehe ... asyik banget, apalagi ada 'teman'nya hehehe

    ReplyDelete
  3. belum tidur kah?hahaha

    ReplyDelete
  4. belum.... siapa ya? kok sepertinya akrab sekali? Hmm ...

    ReplyDelete
  5. Sama mbak, akhir2 ini saya kok malas betul nulis di blog. Apa karena pengaruh isi dompet ya? biasanya aku semangat nulis kalau isi dompet agak tebal. hehehe.... dasar matre..

    ReplyDelete
  6. :(( saya siy engga males nulis, tapi wektune ki binun hiks ...

    ReplyDelete
  7. Hehehe...asyik ceritanya
    aku sampai ketawa sendiri mbacanya
    kok bisa lucu begitu sih
    hehehe... aku mah belum nonton sang pemimpi

    ReplyDelete
  8. syukur deh klo Mas Eko sampe ketawa, padahal ga maksud ndagel lho :P

    Nonton atuh pak, mumpung masih anget, kan biar bisa bikin komentar kayak Dodi juga tuh hehehe

    ReplyDelete