Friday, December 18, 2009

Dia 'gay', so what?!

Setelah melewati minggu-minggu yang melelahkan, akhirnya tadi malam, PC-PC baru itu siap dioperasikan. Bismillah ... berkatilah usaha keras kami ini ya Allah, dan Engkau maha tahu peruntukan dari semua kerja keras ini, amin! Begitulah do'a yang terus ku lafazkan ketika swami mengangguk ringan saat ku minta ijin agar boleh memulainya malam tadi. Sebenarnya sedari siang aku sudah membujuknya agar memberikan ijin, tapi swami bersikeras mau beres semua dulu baru boleh terima client. Baiklah ...

Dan menjelang Magrib kemarin, ketika aku baru kembali dari luar, baru juga menjejakkan kaki di lobi, swami sudah melambai memanggil agar mendekati dia yang duduk di meja server. Segera ku hampiri dan aku sempat Ge-eR, karena ku pikir dia mau mencium kening seperti biasa kalau lagi senang :P eh tak dinyana swami malah mo nunjukin profil billing yang baru. Profil billing yang NAKAL :D karena nge-bolehin sang operator mengintip semua kegiatan client. Jelas banget deh.

Rupanya client pertama di PC yang baru itu adalah seorang gay, yang sedang mencari 'pasangan'. Aku pun jadi penasaran seperti apa siy sosok seorang gay di daerah kami ini. Ganteng 'kah? Gemulai 'kah? Atau gimana? Berbisik ku tanya swami.

"A, ganteng ya orangnya?"

Swami menjebi sambil tersenyum.

"terus kayak apa dong orangnya? cerita atuh ... "

Pantengin aja di sini, ntar juga orangnya bayar, teteh liat aja, begitu katanya.
Baiklah, dengan ketidak sabaran ku menunggu dalam penasaran yang mendera :D Iya, penasaran seperti apa siy sosok seorang gay. Selama ini aku 'kan cuma tau dari berita belaka.


Alert berbunyi, pertanda client sudah selesai dengan aktivitasnya. Keluarlah sosok seorang pria berpostur sedang kalau tidak boleh dibilang mungil, berambut ikal, dan ku tatap wajahnya yang polos. Tersenyum manis, ku sapa dia.

"Sudah, mas?"

"Sudah, mba, berapa?"

Transaksi selesai dan dia pamit.

"Hati2 ya mas, kembali lagi besok ya..."

Aku tercenung. Ini toh sosok 'gay' itu, so what?! Campur aduk rasanya. Inilah perubahan jaman. Aku tidak berani bilang ini perubahan yang EDAN, tapi jelas-jelas ini sebuah perubahan. Dan sebagai sesama insan Illahi, dituntut tepo seliro yang tinggi menghadapi kenyataan ini. Perubahan yang membawa  perbedaan, tapi bukan perbedaan yang perlu untuk dicemooh karena kita yang berbeda dari dia pun belum tentu lebih baik dalam keseharian dan dalam pola pikir.

Aku masih tergugu dengan pikiran penuh tanya, salah satunya, besok apa lagi?

7 comments:

  1. busyetttttttttttt.... padahal wanita-wanita masih banyak di Indonesia ini, mengapa mencari pasangan yang sejenis

    ReplyDelete
  2. sosoknya gmn, bu? ganteng? macho? berotot?
    aaah.. tanpa skrinsyut adalah hoax :p

    ReplyDelete
  3. @om gajah: nah ituuu ... cewe aja bejibun, tp kok malah nyari yg sejenis yak

    @devy: gelo aje klo gw futu-in, itu kan melanggar hak asasi manusia bu :P

    ReplyDelete
  4. hm.. that's life... ternyata nanti gua ga saingan ama cewe lain ajah, tapijuga ama cowo. (doh) persaingan kian ketat :D

    ReplyDelete
  5. Quinie: makanya cepet2 samber yg ada di depan mata :P

    ReplyDelete
  6. hehehe .... maklum, pengalaman baru jadi serba ingin tahu, tapi sejak itu udah kapok kok ...

    eniwe, tks for visiting :)

    ReplyDelete