Thursday, January 21, 2010

Bakat atau Mujur atau keduanya?

Apakah setiap orang diberi karunia jiwa wirausaha? Entahlah! Aku tidak begitu pandai menganalisa lebih jauh tentang hal ini, tetapi yang pasti aku ingin berbagi dengan apa yang ku alami sendiri. Ketika masih SD dulu, yang selalu terbayang di dalam benakku adalah pekerjaan sebagai seorang SEKRETARIS. Tak jarang aku bergaya seperti layaknya seorang sekretaris, lengkap dengan lenggak lenggoknya yang genit menggoda. Yeah, dulu dalam benakku emang seorang sekretaris itu harus genit dan centil. Maklum, masih SD pun bacaannya sudah majalah remaja/dewasa, jadi ya seperti itulah. Sepertinya obsesi menjadi seorang sekretaris ini terus tumbuh subur sampai lulus SMK.


Ketika profesi ini benar-benar kugeluti, sempat terpikir, apakah ini karena sudah terobsesi sejak kecil, atau karena Tuhan memang sudah menggariskan begitu? Yang jelas setelah ku mengambil keputusan meninggalkan bangku kuliah tanpa pernah menuntaskannya, pekerjaan pertama yang ku dapat memang sebagai sekretaris. Hebat ya?! *grin*   Saat itu, profesi ini sudah hebat, mengingat teman-teman sebayaku yang sama-sama tidak kuliah, kebanyakan sulit mendapat pekerjaan. Apakah aku mendapatkan pekerjaan ini karena aku PINTAR? Jujur jawabnya jelas TIDAK! Rasanya faktor 'LUCK' lebih besar deh. Kok bisa?

Ya iyalah, wong ketika di-interview pertama kali, dan aku ditanyai apakah mampu menggunakan komputer? Dengan sangat yakin aku menjawab IYA! Padahal, aku sama sekali tidak suka menggunakan komputer. Berbekal NEKAD dan bahasa Inggris sematalah aku mencoba melewati tes mengetik menggunakan word di komputer bisa dilewati. Walaupun rasanya hasilnya kok tidak maksimal yah? Que sera sera aja deh ...

Ketika aku diterima di posisi ini, jelas aku terkesima. Lebih terkesima lagi, ketika satu hari aku menemukan berkas lamaran kerjaku dulu, dan melihat hasil ketikan di Word yang aku yakini pasti ada 'malaikat' yang berbaik hati mengetikkan ulang untukku. Hasil ketikan itu terlalu bagus dan aku ingat, aku tidak mengerjakannya seperti itu. Bagaimanapun, inilah cara Tuhan bekerja secara rahasia mewujudkan harapan umatNya.

Bertahun-tahun aku menikmati profesi ini, senang rasanya menjadi orang yang selalu dibutuhkan, walaupun pastinya menjadi sangat repot karena mengurusi banyak hal. Beruntung selalu punya bos yang baik hati dan mau membimbing. Sampai satu ketika, aku mengalami satu masa yang tak ada seorang pun yang menginginkannya yaitu PHK. Iya, di PHK! Ga kebayang 'kan? Aku juga tidak pernah membayangkannya sama sekali. Lagi-lagi aku beruntung karena mampu melewati masa itu dengan ketabahan yang luar biasa. Aku pun percaya bahwa akan ada buah manis setelah kasus PHK ini. Sungguh peristiwa ini, menjadi titik di mana aku diyakinkan bahwa TUHAN itu tidak pernah tidur. DIA selalu mengawasi kita dari atas sana.

Yep! Rupanya Sang Pemilik Kehidupan sudah menyediakan lahan yang lebih subur, dan di sana jiwa entrepeneur ini diasah. Aku sama sekali tidak pernah mengira kalau punya jiwa wirausaha. Masak siy? Iyalah, wong selama sekolah dan awal bekerja, setiap mencoba berjualan tidak pernah kesampaian, karena terlalu 'pemalu'. Merasa tidak pandai bicara menawarkan barang jualan. Tapi kemudian ketika aku benar-benar bisa 'set up my own business' dan bisa bertahan melewati masa-masa krisis, sekarang aku meyakini bahwa inilah berkat yang luar biasa dari Tuhan.

Sempat terpikir juga, mungkinkah bakat ini bakat turunan? Mengingat bunda tercinta lihai sangad dalam berNiaga? Mungkinkah alam bawah sadarku merekam dengan baik semua aktivitas bundaqu sedari ku kecil, bagaimana alm. menjalani hari-hari dengan peristiwa jual beli. Bahkan terkadang, aku juga meluangkan waktu menemani bundaqu berdagang di pasar. Tapi cuma menemani lho, menonton transaksi yang terjadi antara bundaqu dan pembeli yang berdatangan. Aktivitas ini terus berlangsung sampai kepindahan kami ke Jakarta, dan bundaqu mempunyai toko grosir. Kami diwajibkan untuk membantu selepas pulang sekolah. Kalau libur hari besar, kami diberi insentif jika mau menunggui box es krim yang pasti selalu ramai peminatnya. Tapi lagi-lagi aku pun tidak bisa menyimpulkan, apakah semua proses ini yang menggiringku ke titik yang sekarang?

Walau belum masuk kategori orang yang sukses, tapi paling tidak aku terus berusaha meraih sukses. Satu hal lagi, sejak masuk ke dunia kerja, rupanya aku tidak punya mental karyawan. Mental karyawan yang ku maksud adalah tipikal orang yang sanggup mengerjakan kegiatan rutinitas bertahun-tahun. Paling lama aku bertahan satu tahun jika sudah merasakan semuanya seperti sebuah rutinitas belaka. Jika sudah tidak ada tantangan, pasti 'kabur' mencari tantangan lain di perusahaan yang lain lagi. Sehingga aku diberi predikat 'kutu loncat' oleh teman-temanku. :D Iyalah, setiap tahun pindah kerja, apalagi klo bukan 'kutu loncat', iya kan? Hehehe ...

'Petualangan' itu telah dihentikan olehNya, dan setelah sekian tahun berwira-usaha, sepertinya jalan menuju SUKSES itu masih harus terus diperjuangkan. Beruntung, semangat berusaha pun selalu membara, dan semoga tak pernah padam, selagi hayat masih dikandung badan.

Tetap semangat!

3 comments:

  1. Jadi sekarang bisnis apa mbak niQue? Boleh dong dibagi-bagi resep usahanya, saya juga sedang merintis nih soalnya bosan jadi karyawan terus,nggak kaya-kaya...hehe.

    ReplyDelete
  2. saia setojo dengan faktor LUCK dan KETEKUNAN

    ReplyDelete
  3. @tukangpoto: bisnisnya macem2 mas ... xixixi ... yg pasti masih di arena jual beli, apa aja, asal laku dan pastinya HALAL hehehe

    @om gajah: begitu ya om? Klo gitu, saya harus semakin bersyukur krn faktor LUCK itu tadi yah ...

    ReplyDelete