Friday, January 29, 2010

Kopdar Be-Blog 30 Jan 2010

Hari ini temen2 Blogger Bekasi ngadain KOPDAR. Kali ini mo pada karaoke-an, katanya. Selain terima message di fesbuk, ada juga msg di YM dari Devy. Sebenernya kangen banget ngumpul2 sama temen2. Cuma emang belakangan ini, rada bingung klo mo bepergian. Maklumlah, ada 'bayi' yang ga bisa ditinggal2 begitu saja.

"Bayi?" Hehehe ... iya, kami punya bayi. KBS.net namanya, dia juga  sudah punya rumah virtual. Sejak sebulan yang lalu, konsentrasi kami sepenuhnya untuk KBS. Sebetulnya KBS sudah lahir sejak April 2009, tapi waktu itu pengelolaannya dipercayakan kepada seorang teman. Namun, sejak rencana ekspansi dan satu hal lainnya, maka diputuskan KBS ditangani sendiri. Keputusan ini pula yang membuat kami harus hijrah dari Bekasi ke Jakarta. 24jam betul-betul sepenuhnya untuk KBS.

Sesekali kami mencuri waktu untuk menyalurkan hobi  menonton film terbaru. Itupun tidak sepenuhnya tenang, karena kuatir ada yang tidak beres jika ditinggalkan terlalu lama. Mungkin terdengar seperti rada parno ya, tapi ini wajar saja terjadi karena belum ada orang yang dapat diberi kepercayaan secara penuh di sana. Hal ini bukan disebabkan karena tidak ada rasa percaya, tapi lebih pada sikon di KBS yang membutuhkan seseorang yang multi-function.

KBS yang terdiri dari 2 lantai tidak mungkin ditangani 2 orang saja, apalagi pas malam minggu. Satu orang standby di meja operator merangkap kasir, satu orang bergerak naik turun menangani klien yang mungkin menghadapi masalah atau butuh bantuan/panduan, satu orang standby di dapur memasak/menyediakan pesanan pelanggan, satu orang lagi standby naik turun mengantarkan pesanan. Khusus malam minggu biasanya akan terus ramai sampai jam 3 pagi.

Jadi kebayang 'kan, kalo sampai cuma 2 orang saja yang tinggal di KBS? Udah pasti keteteran. Ok, kembali lagi mbahas soal KOPDAR Blogger hari ini. Aku sempat bilang ke swami agar berangkat sendiri saja. Tapi swami maunya pergi sama-sama. Repot ya? :D

Buat temen2 yang mo KOPDAR, met ketawa ketiwi yak, maafkeun blom bisa bergabung. Nanti deh, klo KBS udah rada 'gede-an' dikit untuk ditinggal2, terus klo udah ada 'mba/mas pengasuh'nya yang bisa diandalkan, kami pasti akan rajin gabung2 lagi. Klo sekarang2 ini, kemana2 engga bakalan tenang, bawaannya pulaaaaang terus ... hehehe... ga enak juga kan, baru tiba di lokasi, terus dipamiti pulang? :P :P

Komplen atau Jangan?

Dua hari yang lalu adalah kali pertama lagi ku menjejakkan kaki di Blitz-MoI. Dari awal tahun hasrat menonton selalu disalurkan di 21 or xx1 sajah.  Soal harga, sebenernya ya kurleb samalah. Tapi tetap saja, nonton di Blitz kok terkesan lebih bergengsi? Entahlah dari mana kesan itu di dapat. Mungkinkah karena penonton yang ke sana 'lebih berkelas?' atau ... ?

Tapi dua hari yang lalu itu, aku kecewa sangad lho. Gimana engga?
Blitz selama ini kan terkesan mewah dan bersih. Dan dua hal ini yang bikin kelas Blitz seolah-olah setingkat di atas 21. Dan sejak hadirnya Blitz, baik yang di Seibu ataupun Pacipic Place juga MoI selalunya ku dapati dalam keadaan bersih dan menyenangkan. Kemarin kok beda yah?

Perbedaan itu baru terasa ketika film usai dan lampu menyala. Entah apa yang akan terjadi bila ku mengetahui 'kejorokan' itu dari awal. Beruntung aja, datangnya rada telat, dan kebiasaan menonton selalu duduk melipat kaki, yah ... gaya duduk seperti ini sebenarnya merupakan kiat mengusir dingin yang selalu menggigit. Begitulah, ketika film hampir usai, aku pun bersiap-siap. Kakiku mencari-cari keberadaan sang sendal dalam kegelapan. Ups....! Apa'an niy? Kok 'jemek-jemek' gituh? Perasaan jijik langsung mendera.

Jreeeng.... ! Studio sudah terang. Ku sapu pandangan ke bawah. Weksss..... :( Rupanya yang terasa 'jemek-jemek' tadi adalah SAOS. Iya sodara-sodara ... itu tadi SAOS bekas orang makan. Dari bungkusnya siy kayaknya makanan itu dipesan dari kafetaria-nya Blitz. Ga sampe semeter dari saos yang terinjak tadi, ku lihat lagi bungkusan yang sama dan bekas diinjak orang juga. Di ujung tempat duduk (baris C) bahkan ada botol mineral water. Sambil menggerutu beranjak keluar, dan ketika bertemu petugasnya di pintu keluar, terjadilah dialog ini.

"mbak, kok tumben siy Blitz jorok gitu?"

"iya mba, tadi ga sempat bersih-bersih soalnya." tanpa senyum lho itu nyautinya.

Jawaban yang tak ramah membuatku tak bersemangat meneruskan komplen. Selain sedang tidak mood untuk bikin 'ribut', ada juga perasaan takut sama swami yang emang biasanya engga seneng liat istrinya komplen sana sini. Benar saja. Begitu melewati pintu, swami langsung menegur.

"ngapain siy komplen-komplen?"

"tuh kan bener ... untung tadi engga diperpanjang sama teteh. Klo diperpanjang, bisa-bisa kita yang jadi tontonan karena kita pasti berantem klo aa marahin teteh di depan petugasnya tadi."

"Lagian kayak engga ada kerjaan aja komplen-komplen."

"Hlooo....???? Jadi kita terima aja klo pelayanan mereka seperti itu? Terus apa bedanya dong Blitz sama Misbar? Soal waktu yang tidak cukup menurut petugasnya, sangat tidak masuk di akal. Kenapa? Karena dari film yang satu ke film yang berikutnya, bukannya mereka sudah perhitungkan dengan cermat??? Dan sebetulnya klo kita menemui kondisi tempat menonton seperti tadi, sama saja Blitz tidak menghargai penontonnya. Kayaknya wajar deh klo komplennya yang seperti ini."

Akhirnya kami bergerak pulang dengan berdiam diri. Dalam hati aku masih menggerutu. Sebel sama Blitz, sebel juga kenapa aku bisa lupa ambil foto dari sampah2 itu. Pastinya itu bisa jadi bukti otentik toh? Tapi ya sudahlah, setiap orang memang tidak sama. Ada yang sanggup menerima hal-hal seperti ini, ada pula yang sebaliknya. Dan mungkin sudah saatnya aku belajar untuk lebih menahan diri, mau jorok kek ... mau dilayani dengan seenaknya kek ... terima sajalah, yang penting akur sama swami.

Masalahnya, bisa engga ya? Mau engga ya? Hehehe ... ga janji deeeeeeeeeehhhhh........... LOL LOL LOL

Thursday, January 21, 2010

Tauco Terong


Gara-gara ke pasar, dan ngeliat 2 jenis bahan masakan ini, bikin aku pengen masak sayur TAUCO TERONG. Tambah lagi, inget di kulkas masih ada TAUCO asli dari Medan yang ku bawa sendiri pas mudik April kemarin.

Terong ini biasa disebut TERONG TELUNJUK. Dan yang disebelahnya bunga kecombrang.



Klo yang satu ini, namanya ASEM PATIKALA. Tapi klo orang Karo bilang namanya ACEM CIKALA *awas kebolak jadi cilaka yak LOL*. Bahan yang ini biasanya selalu disertakan hampir di setiap masakan orang Karo yang bersantan. Lebih manteb dari sekedar asam kandis ataupun cuka. Dan jelas pula, tidak ada bahan kimianya, toh?! Hehehe .... Asem patikala ini merupakan buah yang dihasilkan dari satu pohon, yaitu pohon KECOMBRANG. Pohon ini mirip dengan pohon kelapa, karena hampir semua bagian tumbuhan ini dapat digunakan. Batang, buah, dan bunga, klo daunnya, aku belum tau bisa dipakai buat apa :P 



Tiga bahan diatas, akan menjadi seperti yang difoto jika ditambahkan : CABE IJO KERITING, BAWANG PUTIH & MERAH, TOMAT, SERAI, SANTAN, dan tentu saja TAUCO.
Cara memasaknya gampang sekali:
Pertama tumis bawang merah + putih, setelah berwarna kuning, masukkan cabe ijo keriting, bunga kecombrang, tomat, asam patikala bersamaan, setelah itu masukkan santan encer sekaligus dengan terongnya. Jangan terlalu lama, karena klo lodoh engga enak lagi, kira2 sudah menyatu semua, masukkan tauco dan santan pertama. Aduk merata, dan angkat.

Mudah sekali bukan? *gaya bu Sisca* xixixii ....

Ketika dicoba, wew ... rasanya maknyussss... sayang swamiqu tidak suka, katanya rasanya aneh. Iya siy, buat yang belum biasa, wangi bunga kecombrang emang terasa aneh. Tapi aku tetap berhasil kok memaksanya memakan nasi bersama kuahnya saja hahaha ...

Ok, nantikan resep masakan lainnya yaaa...

Bakat atau Mujur atau keduanya?

Apakah setiap orang diberi karunia jiwa wirausaha? Entahlah! Aku tidak begitu pandai menganalisa lebih jauh tentang hal ini, tetapi yang pasti aku ingin berbagi dengan apa yang ku alami sendiri. Ketika masih SD dulu, yang selalu terbayang di dalam benakku adalah pekerjaan sebagai seorang SEKRETARIS. Tak jarang aku bergaya seperti layaknya seorang sekretaris, lengkap dengan lenggak lenggoknya yang genit menggoda. Yeah, dulu dalam benakku emang seorang sekretaris itu harus genit dan centil. Maklum, masih SD pun bacaannya sudah majalah remaja/dewasa, jadi ya seperti itulah. Sepertinya obsesi menjadi seorang sekretaris ini terus tumbuh subur sampai lulus SMK.

Wednesday, January 20, 2010

Kisah si "PEUYEUM"



".......kenapa *peuyeum* buah tangan seorang `Insinyur` lebih bisa dihargai *orang* daripada buatan seorang pengangguran? pdhl hasilnya sama aja....."



Begitu teks yang ditulis swami di Plurk.
Hmm... tidak seperti biasa niy, kok swami bikin 'status' kek gitu yah....
Mungkin akan ada segelintir orang yang paham, karena lagi2 ini masalah apresiasi.

Tuesday, January 19, 2010

WARNA

Bicara tentang warna, baru tau klo ternyata warna-warna pilihanku mempunyai arti yang bagus :D Padahal ketika menentukan warna-warna tersebut sama sekali tidak mengacu pada arti warna alias totally blank. Dan juga emang ga berusaha nyari info tentang arti warna tadi. Jadi murni naluri semata yang mengambil keputusan mo pake warna IJO dan OREN.


Tentang warna IJO, memang sudah menjadi favorit ku sejak lima tahun terakhir ini. Kenapa? Ga tau deh! Rasanya kok suejuk ajah gitu. Mulai dekor rumah yang hampir semua berwarna IJO, tanpa kecuali termasuk TOILET *grin*. Pasti senang sekali setiap menemukan pernik-pernik dengan warna IJO. Apapun yang berwarna IJO pasti mampu menguras dompetku. Itu pasti!

Monday, January 11, 2010

NiQue si Keledai


Sabtu, malam minggu kemarin, suasana di i-cafe ramai sangat. Pelanggan keluar masuk terus bergantian. Dan sore itu, iparku datang berkunjung bersama anak2nya. Lalu kami terlibat obrolan panjang tentang 'sesuatu' yang tidak pantas jika didengar orang lain. Soalnya ngomongin orang lain hiks ...

Rasanya sudah panjang lebar itu cerita, dan terhenti sejenak ketika seorang klien bilang mau bayar. Transaksi selesai, dan seperti biasa, ucapan terima kasih dan 'datang lagi ya' selalu diberi bonus senyum manis. Yang membuatku terhenyak, untung engga pingsan, ketika si pelanggan menyahut dalam bahasa ibu-ku, bahasa KARO.

Mati dah!!! Tadi gw udah ngomong apa aja ya?!! Duh malunyaaa.....!!! Sungguh kecerobohan yang tak dapat dimaafkan. Ya, sulit memaafkan diri sendiri karena kejadian ini. :( :( :( :( Andai ku bisa memutar waktu .....

Padahal ya, duluuuuuuuuu banget, kejadian ini sudah 2x terjadi, itu sebabnya kejadian ini membuatku merasa tak lebih baik dari seekor keledai yang dungu, yang menurut hikayat saking bodohnya sampai terperosok di lubang yang sama lagi dan lagi.

Dulu, kejadian pertama itu di Jogja, di atas Metromini. Cuma waktu itu ngobrolin yang umum-umum aja, jadi ga ngerasa banged2 malunya. Yang kedua juga begitu, di atas sebuah mikrolet. Kali ini rada sepet, karena ngomongin supirnya, eh supirnya malah ngerti bahasa Karo. Wkwkwkwk.....

Semoga aja kejadian kemarin menjadi yang terakhir, semoga!